Tak diragukan lagi mendiang Presiden Soekarno (Bung Karno) adalah pemeluk agama Islam taat.
Detik-detik menjelang wafatnya, Bung Karno mengucapkan lafal 'Allah' sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Kisah detik wafatnya Presiden Soekarno tertuang dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016.
Di sisi lain, terungkap alasan Presiden Soeharto memakamkan Bung Karno di Blitar, Jawa Timur (Jatim) bukan di Taman Makam Pahlawan di Jakarta.
Terungkap pula wanita yang setia menemani Bung Karno di akhir hayat, ternyata bukan Ibu Fatmawati.
Seperti diketahui, menjadi seorang Proklamator, bukan berarti membuat Soekarno mendapatkan perlakuan istimewa di akhir jabatannya.
Soekarno justru harus mengalami pengasingan di Wisma Yaso saat kekuasaannya mulai berkurang.
Bahkan, saat sudah sakit-sakitan Soekarno juga masih harus mendapatkan pengawasan ketat.
Tidak hanya itu, menurut buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016, pihak keluarga juga dipersulit saat akan menjenguk Soekarno.
Sejumlah alat penyadap pun dipasang di setiap sudut rumah.
"Rupanya singa tua yang sakit-sakitan dalam sangkar berlapis ini masih menakutkan bagi Jenderal Soeharto," tulis buku itu.
Puncaknya, saat Soekarno dilarikan dari Wisma Yaso pada 16 Juni 1970.
• Alasan Soekarno Gagal Melarikan Diri Saat Soeharto Berkuasa Dibongkar Ajudan, Endingnya Diinterogasi
Saat itu Soekarno sudah dalam kondisi sekarat.
Soekarno ditempatkan dalam sepetak kamar yang berpenjagaan berlapis di lorong rumah sakit.
Kondisi Soekarno kala itu terus memburuk.