dr. Ratih Dyah Pitaloka memastikan para korban akan ditangani secara komperehensif setelah pihak PT Tanto Intim Line mendatangi rumah sakit.
Dua korban yang dirawat di ruang ICU adalah Mahendra Satria Puntadewa (25) warga Pesapen Tengah 44 Surabaya dan Muhammad Yusuf (28) warga Dupak Bangun Rejo III/33 Surabaya.
Keduanya akan menjalani operasi sekitar pukul 15.00 WIB.
Sementara, keempat korban lainnya dirawat di ruang rawat inap karena mengalami luka ringan di beberapa bagian tubuhnya.
Pun dr. Ratih Dyah Pitaloka memastikan, tidak ada korban yang tertembus besi pada bagian kepalanya.
• Kasus Jalan Gubeng Ambles, Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Gelar Sidang Peninjauan Setempat
• Demi Foya-Foya Rayakan Tahun Baru, 3 Pria Ini Curi Besi Galvalum di Pergudangan Margomulyo Surabaya
"Ada luka robek, tapi tidak sampai tembus. Ya karena efek dari ledakan kecelakaan tersebut yang membuat beberapa korban mengalami luka terkena serpihan dan terpental," tandasnya.
Adapun, kasus meledak dan terbakarnya kontainer di Depo Tanto II, Jalan Tanjung Emas 1 Surabaya, Jumat (19/12/2019) pagi telah ditangani Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Polisi sudah memeriksa tiga saksi dalam insiden yang menyebabkan tujuh orang luka itu.
"Ada tiga saksi yang kami periksa. Dari keterangan ketiganya, kami mendapat infomasi awal bagaimana insiden kecelakaan kerja itu terjadi," beber Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kompol Faisol Amir didampingi Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Dimas Ferry Anuraga, Jumat (20/12/2019).
Menurut polisi, meledaknya kontainer dikarenakan seorang pekerja yang mengecek barang memutus tali yang mengikat antar mebel di dalam kontainer.
"Setiap kali barang hendak dikirim itu kan harus di cek. Kontainer dibuka kemudian dicek barangnya satu per satu. Itu di dalam dalam kondisi terikat antar satu barang dengan lainnya. Tali itu harus diputus dulu. Nah waktu mutus tali itu paki korek api. Diduga karena itulah kemudian ledakan hingga terbakarnya kontainer bermula," terang mantan Kapolsek Kenjeran Surabaya itu.
Disinggung apakah ada barang mudah terbakar, Faisol masih menunggu penyebab pasti insiden itu dari hasil labfor Polda Jatim.
"Yang pasti kronologi dari keterangan saksi seperti itu. Di dalam memang kondisinya kan pengap tanpa ventilasi. Kemudian mebel kayu itu mudah terbakar, dan ada beberapa kaleng lem juga di dalam. Kami masih menunggu hasil labfor," tandasnya.
• Desak China Hentikan Kekerasan ke Uighur, GUIB Jatim: Kebebasan Beragama Adalah Hak Asasi Manusia
• Adies Kadir Minta Pengawasan Lapas Ditingkatkan, Arteria Dahlan Soroti Pelayanan Hukum dan HAM