UMKM Berbasis Sociopreneur Batik Wistara, Jadi Wadah Berkarya Kaum Difabel di Surabaya

Penulis: Fikri Firmansyah
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(tengah, batik hijau) Ariyono Setiawan selaku Owner Batik Wistara saat berfoto bersama karyawan dari Batik Wistara di rumah produksi Batik Wistara di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No. 56B, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jumat (20/12/2019).

Ariyono Setiawan menjelaskan, banyak hambatan yang telah dilaluinya sejak pertama kali mendirikan usaha.

"Batik Wistara ini jalannya tidak selalu mulus, banyak menemui kendala namun tetap konsisten dikerjakan. Kalau suka pasti bisa berkembang," ujarnya.

Saat ini, pemasaran Batik Wistara sudah mencakup wilayah nasional atau seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, beberapa produk Batik Wistara juga sering dijadikan cinderamata atau oleh-oleh untuk dibawa ke luar negeri.

Kasus Amblesnya Jalan Gubeng, Jaksa: Kuatkan Dakwaan Lokasi Proyek Tak Pernah Ditanam Bentonit

Kasus Jalan Gubeng Ambles, Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Gelar Sidang Peninjauan Setempat

Para penyandang disabilitas yang juga karyawan dari Batik Wistara saat mengerjakan produk di rumah produksi Batik Wistara di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No. 56B, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jumat (20/12/2019). (TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH)

"Kalau pemasarannya sendiri kami via offline dan online. Onliennya kami lewat Instagram, Facebook dan e-Commerce," kata Ariyono Setiawan.

Karena tak memiliki Sales Marketing, Ariyono Setiawan mengaku, menjajakan produk via offline dengan door to door ke beberapa kantor dan instansi.

"Kami nggak ada sales marketing. Wistara ini kalau dibilang ya masih one man show. Saya yang desain, marketing dan jualan," ujarnya.

Ariyono Setiawan menyatakan, masih belum bisa mengarah pada target ekspansi ekspor.

Namun ia memang berkeinginan untuk menuju ke arah sana.

"Batik Wistara ini masih terkendala proses produksi untuk menjangkau pasar ekspor. Namun sekarang omzet cukup lah. Lumayan. Sebulan bisa jual 100 pcs batik dengan range harga Rp 200 ribu - Rp 500 ribu," jelas Ariyono.

Pemesanan produk Batik Wistara banyak yang berupa seragam atau kain lembaran.

Pasalnya, konsep Batik Wistara sebagian besar dibuat untuk seragam, baik kemeja atau dress untuk kantor.

"Makanya batik yang kami tawarkan itu kombinasi dari batik cap dan tulis. Kalau batik tulis full untuk seragam bakal kuwalahan," tuturnya.

Demi Foya-Foya Rayakan Tahun Baru, 3 Pria Ini Curi Besi Galvalum di Pergudangan Margomulyo Surabaya

Libur Natal dan Tahun Baru, Arumi Bachsin Ajak Masyarakat Menikmati Desa Wisata di Jawa Timur

Motif yang ditawarkan pada konsumen merupakan motif abstrak dengan kombinasi cara pembuatan teknik cap dan tulis.

Untuk tren batik yang paling diminati menurut Ariyono adalah motif dengan warna cerah.

Halaman
123

Berita Terkini