Warna amplop merah dipilih karena dapat membawa keberuntungan dan menghindari roh jahat.
Ada pula yang mengatakan pada masa Dinasti Qin banyak orang tua memasang benang merah pada koinnya yang disebut ya suì qián atau sebagai 'uang untuk menghindari usia tua'.
Hal ini dipercaya sebagai penolak kematian dan mencegah penuaan bagi penerimanya. Namun, semakin berkembangnya mesin cetak, ya suì qián diganti dengan amplop kertas merah.
Untuk jumlahnya, tradisi Cina selalu mengisi jumlah uang dalam angpao dengan nomor genap. Ini berkaitan dengan kepercayaan yang mengatakan jika nomor ganjil identik dengan pemakaman.
• 5 Tradisi Unik Etnis Tionghoa Sambut Tahun Baru Imlek, Menyantap Makanan Berbahan Dasar Non-Daging
Selain itu, orang Cina juga akan menghindari uang yang dijumlahkan terdapat angka empat karena memiliki makna kematian, dan uang tidak boleh diberikan dalam posisi merangkak.
Banyak yang meyakini jika tradisi bagi angpao akan membawa kebahagiaan dan membuat keluarga atau orang yang menerimanya turut mendoakan si pemberinya selalu hidup sejahtera.
Selain itu, bagi pemberi juga akan terhindar dari kemalangan, sebab ia telah berbagi rezeki.
Tidak mengherankan jika raut wajah orang yang memberi angpao justru akan terlihat bahagia, begitu pun dengan yang mendapatkannya.
Selain di Cina, rupanya angpao juga terdapat di beberapa kawasan Asia seperti Vietnam, Jepang, Malaysia, Brunei, dan Filipina.
Beda dari Cina, Negeri Bunga Sakura ini memiliki tradisi bagi angpao dengan amplop putih.
Tradisi ini disebut otoshidama yang diberikan sepanjang perayaan tahun baru dan biasanya untuk anak-anak.
Sedangkan di negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Indonesia biasanya memberi angpao saat hari raya dan membungkusnya dalam amplop hijau atau warna warni.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Tahun Baru Imlek 2020 - Ini Sejarah Angpao Merah dalam Tradisi Imlek, Selain Ucapan Gong Xi Fa Cai