Di Omah Oyot juga terdapat kuliner yang menyediakan berbagai jenis sambal sebagai andalan. Ada sambal bawang merah hingga sambal teri.
• FAKTA LAIN Pria Pemangsa Remaja Sejenis di Tulungagung, Nekat Utang Bank Titil Demi Upah Kencan
• Abduh Lestaluhu Pilih Bertahan Bersama Persikabo, Persebaya Kembali Berburu Bek Kiri
Sejak dibuka pada 2018 lalu, sudah ribuan orang berkunjung. Per bulan saja, rata-rata pengunjung bisa mencapai 3000. Di akhir pekan, pengunjung berkisar antara 200 hingga 300 orang.
“85 persen berasal dari Surabaya. Saya kira orang ke sini karena udaranya sejuk,” paparnya.
Suheri menambahkan, “Angka itu bisa saja naik karena terkadang yang datang itu kelompok bis-bisan.”
Pegawai di Omah Oyot juga merupakan warga setempat. Keberadaan Omah Oyot telah bisa membantu warga meningkatkan kesejahteraan.
Sebelum mengelola tempat wisata, Suheri dan beberapa warga lainnya merupakan petani sayur-sayuran.
• Ribuan Buruh Demo DPRD Jatim, Tolak RUU Omnibus Law: Kami Tolak RUU Cilaka
• Gagal Transaksi Sabu Rp 1,1 Juta, Terdakwa Djoko Dipenjara Lima Tahun, Bayar Denda Rp 800 Ribu
Kini, setelah mengelola Omah Oyot, kesibukan warga bertambah. Tidak sekadar bertani saja.
Warga yang tidak ikut dalam manajemen pengelolaan Omah Oyot, ada yang membuka warung di sekitar lokasi wisata. Hal itu memberi dampak positif karena tidak sedikit pengunjung membeli barang yang dijual.
“Ada banyak warga yang membuka warung di sekitar lokasi. Kalau pengunjung datang, mereka membeli makanan atau minuman di warung,” terangnya.
Namun hingga saat ini, omset yang sudah masuk belum bisa dilakukan bagi penghasilan.
Seluruh omset masih diputar untuk kebutuhan pengembangan tempat wisata.
Warga ingin mengembangkan wisata alam di Omah Oyot.
• UPDATE CPNS 2019, Jadwal SKD akan Diumumkan Mulai Besok 21 Januari 2020, Ini Cara Cek Lokasi Ujian
• Bermaterikan Pemain Lama, Untag Rosita Siap Arungi Kompetisi Internal Persebaya 2020
Menurut Suheri, potensi wisata alam sangat tinggi dibanding hanya menyandarkan harapan pada pertanian saja.
“Kalau pertanian saat ini potensi rugi karena bisa terkena bencana alam. Misalkan pertanian kami tidak optimal, kan bisa memanfaatkan wisata alam ini. Wisata alam selalu diusukai pengunjung,” terangnay.
Peningkatan wisata dan pendapatan pun mengakibatkan harga saham per lembarnya meningkat.
Saham yang semula senilai Rp 5 juta per lembar, naik menjadi Rp 10 juta per lembar.
Suheri menegaskan, hanya warga sekitar yang bisa membeli saham, bukan warga luar daerah.
Omah Oyot buka mulai pukul 7.00 hingga 17.00 Tarif masuk ke tempat ini senilai Rp 5000. (Benni Indo)