Ali Imron: Cukup 2 Jam Cuci Otak Orang Jadi Teroris, Yakin WNI Eks ISIS Dipulangkan ke Indonesia?

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (sebelah kiri) dan Ali Imron terpidana kasus bom Bali tahun 2002 (sebelah kanan)

Presiden Joko Widodo bersama pemerintah RI masih harus mendiskusikan banyak hal lewat rapat terbatas. 

Pemulangan WNI eks ISIS masih menuai pro dan kontra.

Jarang Terekspos ke Publik, Perilaku Wanita ISIS Dibongkar Eks Simpatisan, Disebut Jauh dari Islami

Polemik pemulangan WNI eks ISIS (YouTube KOMPASTV)

Pernyataan Presiden Jokowi pun menyatakan tidak karena belum adanya ratas.

"Kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya. Kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak," tegas Jokowi

"Rapat terbatas atau ratas dibutuhkan untuk menghitung dan mengumpulkan data dari sejumlah Kementerian dalam mempertimbangkan keputusan,

sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan sebentar lagi akan kita akan putuskan kalau sudah dirataskan,

semuanya masih dalam proses, plus dan minusnya, kita kan semuanya harus dihitung, dikalkukasi, plus minusnya, dan masih dibahas dalam rapat." imbuh Jokowi

Cukup Dua Jam untuk Memprovokasi Seseorang Menjadi Teroris

Ali Imron, terpidana kasus bom Bali tahun 2002 (YouTube KOMPASTV)

Terpidana kasus Bom Bali, Ali Imron, mengaku kecewa jika masih banyak masyarakat dan aparat pemerintah yang menganggap enteng penyebaran paham radikalisme saat ini.

Tidak peduli berapa pun jumlahnya, sedikit atau banyak, kelompok teroris akan selalu bergerak menyebarkan pemahamannya.

Menurut terpidana seumur hidup itu, hanya butuh waktu dua jam untuk menanamkan paham radikal pada seseorang, memprovokasinya menjadi seorang teroris dan siap melakukan aksi bom bunuh diri.

Ali Imron, Eks Kombatan Jamaah Islamiyah Ungkap Komentar Netizen di Medsos yang Disukai Teroris

"Teroris itu sedikit atau banyak akan terus bergerak dan menyebarkan pemahamannya. Tidak lama untuk memahamkan seseorang, cukup 2 jam, memprovokasi sampai siap bunuh diri," ujar Ali saat menjadi narasumber acara Rosi bertajuk 'Cerita Mantan Teroris' yang ditayangkan KompasTV, Kamis (8/6/2017) malam.

Ali mengatakan, kelompok-kelompok teroris biasanya menyitir ayat-ayat suci Al Quran untuk mencuci otak orang-orang yang akan direkrut.

Para perekrut itu mengatakan, syariat jihad dalam artian perang merupakan perintah Allah.

Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Dorong Pemerintah Beri Kompensasi untuk Korban Terorisme

Mereka selalu menekankan keutamaan jihad dan selalu menegaskan bahwa seseorang yang berjihad akan mati syahid.

Halaman
123

Berita Terkini