Laporan Wartawan TribunJatim.com, M Taufik
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Kemacetan di Bundaran Waru pada hari pertama penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Sidoarjo, Selasa (28/4/2020) pagi tidak terulang pada sore harinya.
Petugas di check point Waru berhasil mengantisipasi kemacetan parah ketika jam pulang kerja.
"Pemeriksaan tetap dilakukan, tapi prosesnya dipercepat," kata Kasatlantas Polresta Sidoarjo, AKP Eko Iskandar, di lokasi pengecekan.
Pengendara roda dua yang berboncengan langsung dihentikan, lalu ditanya identitas dan tujuannya.
• PSBB Surabaya, Sidoarjo Gresik Hari Pertama,Tol Waru Juanda Jadi Alternatif Cegah Kemacetan Panjang
• UPDATE Corona di Jatim Selasa 28 April: 796 Positif 140 Sembuh, Ada PDP Ditemukan di Area Cek Poin
Begitu diketahui mereka memang keluarga, langsung dibolehkan lanjut.
Sementara yang berboncengan tapi bukan keluarga, diperingatkan oleh petugas.
Mereka diimbau agar tidak mengulangi lagi.
Demikian halnya warga yang melintas tidak pakai masker, langsung dihentikan dan diperingatkan.
Tahap awal mereka juga hanya diperingatkan. Bahkan diberi masker oleh petugas.
Setelah ini, semua harus pakai masker saat keluar rumah. Tidak ada pengecualian.
• Tahap Awal PSBB Utamakan Imbauan, Kapolresta Sidoarjo Harap Kesadaran Masyarakat Lebih Bagus
• Hari Pertama PSBB Surabaya di Benowo, Banyak Pengendara Tak Pakai Masker Terpaksa Putar Balik
Pemeriksaan lain, warga yang melintas juga ditanya tujuannya.
Sejumlah pengguna jalan terlihat langsung menunjukkan surat keterangan dari perusahaan atau tempatnya bekerja.
"Pulang kerja. Kebetulan rumah di Magersari Sidoarjo, kerjanya di Surabaya. Sudah dibekali surat dari kantor," kata Yudiarso, seorang warga saat diperiksa petugas.
• Ribuan Kendaraan Padati Bundaran Waru di Hari Pertama PSBB Surabaya, Begini Tanggapan Pemkot
• Hari Pertama PSBB Gresik, Bupati Sambari Halim Radianto: Lebih Baik Macet daripada Kebobolan
Hingga petang, ribuan pengendara terus melintas dari arah Surabaya menuju Sidoarjo.
Mayoritas juga warga yang sedang pulang kerja.
Editor: Dwi Prastika