Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM - DPRD Jawa Timur mengingatkan bahwa sekalipun pelaksanaan Pilkada dapat dilakukan di tahun ini, namun akan ada banyak tantangan yang dihadapi. Di antaranya, potensi penurunan partisipasi pemilih.
Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, menjelaskan, tantangan tersebut bukan hanya terjadi saat pandemi virus Corona atau Covid-19, namun lazim ada di tiap gelaran Pemilu.
"Tidak pandemi saja, mengajak pemilih datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) tidak mudah," kata Kusnadi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (30/5/2020).
Sementara itu, untuk mengubah sistem pemungutan suara dari konvensional menjadi lebih modern juga tak mudah.
Selain terbatasnya waktu, juga kesiapan perangkat di daerah.
Misalnya, penggunaan teknologi dalam memberikan suara.
• KPU Jatim Targetkan Tambahan Anggaran untuk Protokol Covid-19 Tuntas Pertengahan Juni
"Untuk Jawa Timur saja, kami rasa tidak semua daerah siap untuk menggunakan teknologi dalam mencoblos," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Belum lagi, pelaksanaan dilakukan di musim penghujan. Maka, tantangan penyelenggara Pemilu akan semakin besar.
Tidak mengherankan apabila hal ini tak segera diantisipasi, maka tingkat partisipasi pemilih bisa menurun tajam.
"Bisa jadi, angka partisipasi berada di bawah 50 persen," katanya.
Mengantisipasi hal itu, satu di antaranya adalah melalui pendekatan program masing-masing calon yang akan dipilih.
• Pilkada Serentak Fix 9 Desember, Nasdem Jatim: Bulan Juni Rekomendasi Sudah Tuntas
"Calon harus bisa mensosialisasikan kepada pemilih bahwa dia layak dipilih," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
Namun dalam masa pandemi seperti saat ini, calon akan menghadapi tantangan yang tak mudah.
Sebab, metode kampanye melalui pertemuan langsung juga tidak memungkinkan.