Virus Corona di Blitar

Jelang New Normal, Wali Murid Kota Blitar Tetap Ingin Anak Belajar di Rumah selama Pandemi Covid-19

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Para siswa mengantre untuk mendapatkan kartu pendaftaran PPDB di Aula SMPN 1 Mojosari, Senin (26/4/2019).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Sejumlah orang tua siswa di Kota Blitar merasa khawatir dengan rencana penerapan new normal atau normal baru di sektor pendidikan.

Para orang tua mengaku tetap menginginkan penerapan belajar dari rumah selama masa pandemi virus Corona atau Covid-19.

Seperti diungkapkan Linda Kusma Wardhani, wali murid asal Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Linda memiliki dua anak, satu masih kelas 4 SD dan satu lagi kelas 7 SMP.

Linda mengaku merasa khawatir dengan rencana pemberlakuan new normal di sektor pendidikan.

Khususnya, pemberlakuan new normal untuk siswa SD dan SMP.

Menurutnya, siswa SD dan SMP secara emosional masih labil.

Jelang Penerapan New Normal di Kota Blitar, Wali Kota Santoso Cek Kesiapan Tempat Publik

Para siswa SD dan SMP belum tentu bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 saat berada di sekolah.

"Sebagai orang tua, saya was-was kalau anak masuk sekolah saat pandemi. Apakah siswa bisa menerapkan protokol kesehatan di sekolah, apa mereka tidak berbagi makanan dengan teman di sekolah. Lebih baik tetap belajar di rumah selama pandemi ini," kata Linda, Jumat (5/6/2020).

Tetapi, kata dia, Dinas Pendidikan juga perlu mengevaluasi proses pembelajaran di rumah selama ini.

Menurutnya, dalam proses belajar di rumah, guru juga harus aktif berkomunikasi dengan wali murid.

Hal itu, untuk pengawasan terhadap siswa memang benar mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru di rumah.

Komisi II Temukan Kejanggalan Pengadaan Rastrada Kota Blitar, Rekanan Tak Punya Alat Ukur Kadar Air

"Bukan dibiarkan saja, siswa hanya diberi tugas. Kalau seperti itu sekolah tidak tahu apa benar siswa mengerjakan tugas sendiri atau dikerjakan orang tuanya," ujarnya.

Dikatakannya, saat ini, yang paling penting membiasakan anak disiplin menerapkan protokol kesehatan di lingkungan paling kecil, yaitu, keluarga sebelum pemberlakuan new normal di sekolah.

Pegawai Dinas Pendidikan Kota Blitar menjalani pemeriksaan suhu tubuh saat mengecek persiapan sarana prasarana penerapan protokol pencegahan Covid-19 di SDN Tanjungsari 1, Kota Blitar, Jumat (5/6/2020). (TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI)

Kalau anak sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan di lingkungan rumah, otomatis mereka akan terbiasa disiplin saat berada di lingkungan lebih luas.

"Menurut saya, saat ini, kita belum bisa berteman dengan Covid-19. Masih banyak yang abai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kita harus membiasakan perilaku hidup sehat dulu di lingkungan paling kecil, yaitu, keluarga," ujarnya.

Bupati Blitar Rijanto Berikan Bantuan Sembako dan Modal Usaha dari Kemensos ke Lansia

Hal serupa juga dikatakan, Nindya Pramesti, wali murid asal Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

Sebagai orang tua, dia merasa khawatir jika anak-anak masuk sekolah saat pandemi Covid-19.

Dia menginginkan agar pemberlakuan new normal di dunia pendidikan tidak dilaksanakan dulu.

Dia menyarankan agar para siswa tetap mengikuti proses pembelajaran dari rumah.

"Lebih baik anak-anak tetap belajar dari rumah dulu. Karena anak-anak cenderung banyak berinteraksi dengan teman saat berada di luar," katanya.

Evaluasi Data Penerima Bantuan Covid-19, Dinsos Kota Blitar Temukan Ratusan Data Tak Tepat

Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Priyo Suhartono mengatakan sampai sekarang belum ada informasi resmi, baik dari kementerian maupun Pemprov Jawa Timur terkait kapan siswa masuk sekolah.

Tetapi, Dinas Pendidikan sudah menyiapkan SOP saat diberlakukan new normal di pendidikan.

"Saat ini, kami hanya menyiapkan standar protokol kesehatan saat pemberlakuan normal baru di pendidikan. Tentang kapan siswa masuk kembali, kami belum berani menentukan. Kami menunggu keputusan dari kementerian, provinsi, gugus tugas, dan kepala daerah," ujarnya.

Dikatakannya, saat ini, para siswa mulai PAUD, SD, TK, dan SMP di Kota Blitar masih mengikuti proses belajar dari rumah sampai waktu yang tidak ditentukan.

Gubernur Khofifah Galang Aksi Donor Plasma Darah untuk Pasien Covid-19 di Jawa Timur

Para siswa juga akan memasuki liburan pada 22 Juni 2020 sampai 13 Juli 2020.

"Surat edaran kami, para siswa belajar di rumah sampai waktu yang tidak ditentukan," katanya.

Terkait pemberlakuan new normal di pendidikan, kata Priyo Suhartono, sekolah harus menyiapkan sarana prasarana penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sekolah menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan, masker, dan jaga jarak.

Selain itu, menurutnya, Dinas Pendidikan juga menyiapkan skema belajar untuk siswa jika new normal benar-benar sudah diberlakukan di sekolah.

Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Jawa Timur Meningkat, Kebanyakan Gejala Klinis Pasien Ringan-Sedang

Salah satunya, jam belajar siswa hanya 4 jam tanpa istirahat.

Normalnya, para siswa belajar selama 8 jam di sekolah.

Jumlah siswa yang masuk sekolah juga dibuat separuh-separuh dengan cara bergilir.

"Siswa masuk secara bergilir, seminggu masuk seminggu belajar di rumah. Itu untuk mengurangi jumlah rombel di kelas. Misalnya, biasanya ada 30 siswa di kelas, kami kurangi jadi 15 siswa," ujarnya.

Dikatakannya, skema itu untuk proses belajar bagi siswa SD dan SMP jika new normal di sekolah benar-benar diterapkan. Sekolah juga harus melakukan skrining kepada para tenaga pendidik.

Banyak Beri Bantuan, Menkes Berharap Angka Kematian Kasus Covid-19 di Jawa Timur segera Turun

"Sekali lagi itu skema yang kami siapkan kalau normal baru di pendidikan diterapkan. Tapi, sampai sekarang kami juga belum tahu kapan siswa kembali masuk sekolah," katanya.

Ketua Komisi I DPRD Kota Blitar, Said Novandi, mengatakan penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat jika new normal di pendidikan diberlakukan.

Tapi, dia meminta pemerintah mempertimbangkan kembali penerapan new normal di pendidikan saat masa pandemi Covid-19.

"Angka kasus Covid-19 di Kota Blitar memang rendah di Jatim. Tapi, semua tetap harus waspada, tidak boleh terlena. Begitu ada kasus khawatirnya tidak terkendali. Saya sendiri masih punya anak SD, saya juga khawatir kalau anak saya harus masuk sekolah sekarang," katanya.

Editor: Dwi Prastika

Berita Terkini