Kisah Seniman Muda Bojonegoro Kenang Masa Kecil dalam Karya, Lukis Obyek Bangunan Unik: Ada Emosi

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seniman muda mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Muhamad Marshal Sundawa berpose di hadapan sejumlah karyanya.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setiap perupa memiliki gaya dan ciri khas masing-masing dalam menciptakan karya.

Seniman muda asal Bojonegoro, Muhamad Marshal Sundawa ini pun punya kekhasan sendiri dalam berkarya.

Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ini dikenal dengan karyanya yang mengusung objek bangunan. Baik itu rumah, gedung tinggi, atau yang lain.

Menariknya, objek tersebut tak hadir selayaknya bangunan. Ia membuatnya berbeda seperti dengan dibuat saling bertumpuk atau diberi kaki.

Kapolda Jatim Sebut Ada Gap Konsep dan Implementasi Penanganan Covid-19 Jatim, Ini Challenge Saya

Bupati Mas Ipin Blak-blakan Trik Khusus Trenggalek Atasi Pandemi, Hasilnya: Covid-19 Terendah Jatim

"Dari dulu, sejak SD, sudah suka menggambar bangunan, misalnya gambar landscape kota. Bahkan juga gambar bangunan-bangunan di masa depan," katanya, Selasa (14/7/2020).

Sampai saat ini, kegemarannya itu pun tidak berubah. Menurutnya, hal ini juga salah satu caranya mengenang masa kecil.

"Rasa suka saya terhadap bangunan akhirnya terbawa sampai sekarang. Saya juga suka belajar tentang arsitektur, termasuk cerita-cerita di baliknya seperti mitos," ungkap seniman kelahiran 1 Juli 1999 ini.

Dalam melukiskan karya, Marshal selalu memasukkan gagasan dan emosi yang ia rasakan sehingga karyanya terlihat hidup.

Tuntut Keringanan UKT hingga Jaring Pengaman Sosial, Mahasiswa Siapkan Aksi di DPRD Jawa Timur

Sebaran Virus Corona di Indonesia Selasa 14 Juli 2020, Kasus Baru di Jawa Timur Tambah 353 Orang

"Saya olah sendiri objeknya. Saya masukkan emosi ke dalam bangunan itu. Saya kasih kaki, saya tumpuk, semua sesuai yang saya rasakan," katanya.

Menurut Marshal, bangunan membawa nilai sejarah di masa lalu ke masa sekarang, juga masa berikutnya. Bangunan juga menjadi salah satu kunci mempelajari budaya.

"Bangunan itu sebagai saksi bisu, juga sebagai simbol. Misalnya saja Ka'bah yang menjadi simbol umat Islam di masa sekarang. Juga bangunan-bangunan lain seperti Candi Borobudur yang juga menjadi saksi bisu," ia menguraikan.

Sebelumnya, beberapa kali Marshal mencoba bereksperimen menggambar objek lain.

"Tapi sekadar gambar, nggak ada ikatan emosi. Kalau saya menggambar, kan seperti membayangkan seperti ini atau itu," katanya

Marshal banyak memakai akrilik, namun tak menutup kemungkinan ia akan mencoba media yang lain seperti cat air dan sebagainya.

"Paling sering pakai kanvas. Tapi kalau pengen gambar-gambar ya pakai kertas. Kalau akrilik, pakainya kanvas," katanya.

Halaman
12

Berita Terkini