TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian mengalami goncangan.
Termasuk pengusaha kerajinan harus memilih jurus cerdas agar tetap bertahan untuk survive.
Satu di antara pengusaha yang konsisten bertahan dengan usahanya adalah Anna N Anggraini, warga Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri harus memilih usaha kerajinan yang mampu menghasilkan.
• VIRAL Pramugari Cantik Salat di Pesawat, Video Tak Sengaja Merekam, Wajahnya Buat Heboh: Best View
Awalnya Anna menekuni usaha boneka flanel yang dijual puluhan ribu rupiah per paket, sampai membuat bisnis perhiasan dengan harga ratusan ribu.
Pada saat pandemi, Anna masih bisa memberi pekerjaan pada 13 ibu rumah tangga di sekitar tempat usahanya.
“Awalnya ya BU (butuh uang). Orang tua saya bangkrut, saya harus bertahan. Makanya saya coba-coba bisnis boneka flanel,” kata Anna, Selasa (28/7/2020).
• VIRAL Rumah Reot Terjual Rp 9 M, Tak Ada Toilet, Fakta di Balik Harga Terkuak, Lihat Penampakannya
• VIRAL Curhat Pria Setubuhi Anjing, Gara-gara Nonton Video, Padahal Istri Hamil, Ending Nasib Miris
Usaha itu diawali dengan menjadi re-seller boneka flanel milik temannya.
Lama-lama pesanan meningkat, kadang stok tidak ada sehingga mulai berinisiatif membuat sendiri.
Dengan belajar otodidak dan mencontoh yang sudah ada, kemudian mengembangkan polanya.
• Peserta UTBK SBMPTN 2020 Unair dan ITS Sempat Reaktif Bisa Ikut Ujian Ulang, Berikut Jadwal Tesnya
Akhirnya, jadilah satu paket boneka flanel yang bisa dijual Rp 60.000 hingga Rp 70.000 yang dipromosikan di media sosial.
Kecintaannya pada kerajinan membuat Anna mengikuti pelatihan membuat perhiasan berbahan kawat tembaga yang diadakan Dinas Koperasi Kota Kediri.
Anna merupakan salah satu peserta yang terus menggali ilmu dan juga belajar pada perajin senior.
• BLT DD Tahap III Bagi Warga Terdampak Pandemi di Kabupaten Mojokerto Disalurkan, Disebar ke 4 Desa
Akhirnya, bisa membuat perhiasan sendiri. "Saya dapat pelatihan dasar serta difasilitasi ikut pameran,” ungkapnya.
Rupanya, desain dan karya Anna disukai. Setiap pameran, selalu saja ada pelanggan yang balik lagi.
Penghasilan dari bisnis ini melebihi dari penghasilannya bekerja di rumah sakit.
• Program 300-500 Juta per Dusun Jadi Andalan Mas Iin di Pilkada Sidoarjo 2020: Terpenting Ada Solusi
Akhirnya, ia memutuskan keluar dan serius menekuni kerajinan.
Saat ini Anna telah memiliki merek AG Handycraft serta terus mengembangkan usahanya.
Di antaranya, membuat kalung, gelang, dan anting berbahan batu alam yang dililit dengan kawat tembaga warna-warni. Juga berbahan biji genitri yang diminati hingga India.
• Surabaya Disemprot 10 Ton Disinfektan Lewat Udara, TNI AL Turun Tangan, Kerahkan Helikopter-Pesawat
“Kalau untuk kalung batu alam, saya jual mulai harga Rp 400.000 sampai Rp 800.000. Tergantung bahannya. Kalau genitri per biji. Tergantung belah semangkanya,” terang Anna.
Belah semangka yang dimaksud adalah garis belah pada biji genitri. Ada yang garis 8 dihargai Rp 20.000-Rp 30.000 per biji. Semakin banyak garisnya, semakin mahal karena semakin langka.
“Biji genitri ini cepet laku, bisa untuk “ngomzet”,” tambahnya.
• Jerit Histeris Istri-Anak Lihat Ayah Diseret Buaya, hingga Tenggelam Tubuh Tak Bergeming, Sekejap
Ngomzet istilah untuk sebuah barang yang laku dan memberikan omzet.
Pada masa pandemi, bisnis perhiasan memang sepi.
Sehingga Anna saat ini lebih banyak menerima pesanan pembuatan busana dan masker. Ia sudah melatih ibu rumah tangga untuk menjadi penjahit.
• Lagi Asyik di Kamar Kos, 3 Sejoli Kaget saat Didatangi Satpol PP Kediri, Identitas KTP Kuak Faktanya
“Saya ngajari dari awal. Mereka rata-rata punya mesin jahit tapi tidak bisa menjahit,” tuturnya.
Dengan memberdayakan ibu rumah tangga sekitar rumahnya, ratusan lembar pesanan busana tetap mengalir meski pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Anna merupakan salah satu UMKM menjadi binaan Disperindagin yang kerap diajak pameran dan pelatihan. Dari pameran inilah, AG Handycraft semakin banyak dikenal dan menemui pelanggannya.
Penulis: Didik Mashudi
Editor: Arie Noer Rachmawati