Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Komisi E DPRD Jawa Timur melakukan monitoring ke UPT Panti Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) di Kota Malang, Senin (24/8/2020).
UPT yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Jawa Timur ini memberikan pelatihan kepada para penyandang tunanetra.
Kunjungan komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Hikmah Bafaqih.
Di sisi lain, rombongan legislatif disambut Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan.
Setiba di lokasi, rombongan lantas memantau satu per satu ruangan pelatihan tunanetra di kompleks UPT tersebut. Di antaranya, kelas pelatihan pijat massage (kebugaran), pijat Shiatsu, hingga pijat refleksi.
Selain itu, mereka juga meninjau kelas latihan baca dan menulis Braille. Termasuk, pelatihan ketrampilan nonpijat, mulai dari pembuatan telur asin, kemoceng, serta pelatihan daily life seperti memasak, merapikan pakaian, hingga pelatihan lainnya.
• Puluhan Calon Mahasiswa Penerima Beasiswa Pemprov Jawa Timur Diuji Membaca Kitab Kuning
• Meski Masih Alami Penurunan Kapasitas, Forkas Optimis New Normal Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim
Menariknya, UPT yang berada di lahan seluas 3,7 hektare tersebut ternyata juga menyediakan kafe hingga workshop yang menjajakan berbagai produk UPT tersebut. Yang mana, lengkap dengan live music yang juga diisi oleh pemusik penyandang tunanetra.
Pada kesempatan tersebut, kafe yang diberi nama Sahabat Distra (Disabilitas Netra) diresmikan langsung oleh Hikmah di hari tersebut.
"Setelah diresmikan, kafe ini akan dibuka untuk khalayak umum. Sebagai penunjang bagi masyarakat yang mau merasakan pijatan di sini," kata Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan melalui sambutannya.
Firdaus menjelaskan, sejak tahun ini UPT berkapasitas 105 orang tersebut memberikan banyak pelatihan di samping pelatihan tentang pijat.
Hal ini untuk menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja.
• Pemijat Tunanetra di Kota Kediri Difasilitasi Dinsos Tempat Praktik Pijat Shiatsu, Ada Promo Buka
"Perkembangan usaha di sini turun selama lima tahun terakhir akibat pelatihan hanya bertumpu pada massage. Oleh karena itu, kami menambah pembelajaran mereka untuk menguasai bidang keahlian lain," kata pria yang mulai mengepalai UPT tersebut sejak awal tahun ini.
Selama masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ), kelas dibagi dua. Sebanyak 70 siswa belajar dengan sistem tatap muka, sisanya melalui online.
"Kami menyiapkan website dan akun yang bisa diakses melalui daring," katanya.