Berita Entertainment

Heboh Aksi BCL Lakukan Swab Antigen Sendiri ke Temannya, Tuai Kritik, Bahaya Bisa Bikin Hidung Patah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral di media sosial aksi BCL melakukan swab kepada temannya seorang diri.

Belum lagi di hidung banyak bangunan-bangunan dan pembuluh darah serta mukosa (lapisan kulit dalam) yang tipis.

Menurut Dewi, orang awam yang melakukan swab sendiri tidak memahami struktur anatomi hidung dan tidak mengetahui bagian yang harus diambil.

"Jadi bagian yang diambil enggak sampai ke tempat seharusnya yang menjadi bahan pemeriksaan," ujar Dewi kepada Kompas.com ( TribunJatim.com Network ), Senin (4/1/2020).

Kesalahan dalam pengambilan bagian untuk pemeriksaan bisa memberikan hasil yang tidak tepat.  Bisa jadi hasil pemeriksaan harusnya positif. Tapi karena tempat pengambilannya salah, hasilnya menjadi negatif.

Baca juga: Absen Nyanyi 4 Bulan, BCL Kini Beranikan Diri Tampil di Virtual Showcase Melangkah Lagi Malam Ini

Baca juga: Sinopsis Cinta Nikita Tayang Perdana Malam Ini di SCTV, Dibintangi Rizky Billar dan Nikita Willy

Sakit dan patah

Ilustrasi - Anggota DPRD Gresik menjalani rapid test antigen di ruang rapat sidang paripurna DPRD Gresik, Senin (28/12/2020). (TribunJatim.com/Willy Abraham)

Selain itu, bisa jadi orang yang hendak diswab memiliki struktur hidung bengkok sehingga rongga hidung lebih sempit.

Apabila yang melakukan swab tidak memahami struktur tersebut dan asal mengambil, maka bisa menyebabkan kesakitan luar biasa.

Risiko selanjutnya adalah patahnya tangkai yang digunakan untuk melakukan swab. Hal ini dikarenakan fungsi hidung ketika terkena benda asing.

"Fungsi hidung menimbulkan refleks bersin. Kalau memasukkan tangkainya kena mukosa, bisa bersin, dan risiko putus tangkainya. Ini sering terjadi," kata Dewi.

Apabila tangkai patah di dalam, sementara yang melakukan swab tidak paham cara mengambilnya, maka risikonya bisa terjadi pendarahan di hidung atau epistaksis.

Risiko pendarahan juga bisa terjadi jika tangkai swab mengenai pembuluh darah. Dewi menekankan, di hidung banyak sekali pembuluh darah yang mudah pecah.

"Pendarahan yang banyak bisa menimbulkan syok karena panik. Selain itu, pendarahan yang banyak bisa menyumbat jalan napas, yang berakibat fatal," tambahnya.

Dewi mengatakan, epistaksis atau pendarahan yang banyak merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan di bidang THT. Kondisi ini perlu ditangani dengan segera.

"Jangan sampai risikonya fatal bukan karena swab untuk pemeriksaan Covid-19, tapi karena efek samping epistaksis," ujar dokter yang berpraktik di Departemen THT RS Dr Muwardi Surakarta itu.

Baca juga: Cegah Sebaran Klaster, 2 Pasien Covid-19 Dijemput Tim Covid Hunter Polresta Malang Kota

Baca juga: Jadwal Buka Posko Layanan Rapid Test Antigen Covid-19 di Bandara Juanda Surabaya Beserta Harganya

Tenaga profesional

Halaman
123

Berita Terkini