Ngaji Gus Baha

Gus Baha Sebut Maksud Tanda Sujud Itu Cahayanya, Bukan Jidat Hitam: Jidat Hitam Itu Masalah Sajadah

Penulis: Yoni Iskandar
Editor: Ficca Ayu Saraswaty
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Baha atau Kiai dengan nama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Kata Gus Baha, kelak di Padang Mahsyar (tempat berkumpul di akhirat), para malaikat akan menyeleksi manusia apakah ada tanda sujudnya atau tidak.

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَىٰ نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka…” (QS. Al-Hadid: 12)

"Jadi, ketika wajahnya ada cahaya, artinya di dunia ia bersujud. Sehingga bukan masalah jidat hitam atau tidak," jelasnya.

Menurut Gus Baha yang mempunyai keilmuan yang komplit, mulai dari ilmu Alquran, Hadis, nahwu, shorf, balaghoh, mantiq dan khazanah bacaan kitab kuning yang amat luas.

Baca juga: Jawaban Gus Baha soal Ngajinya yang Sombong, Berdasarkan Ilmu & Sunnah: Kadang Kudu Sombong

Ibarat pertanian, Gus Baha mengajarkan jamaah untuk memahami bagaimana cara menanam padi hingga memasaknya menjadi nasi yang siap santap.

"Kalau soal jidat hitam itu masalah sajadah. Misal, kalau sujud lama tetapi sajadahnya bagus dan empuk mungkin tidak bisa sampai membekas hitam pada jidat. Makanya, ketika identifikasi di akhirat siapa yang benar dan siapa salah, ukuran bagi Allah itu berdasarkan ayat."

سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

“…di wajah mereka ada tanda sujud…” (QS. Al-Fath: 29)

يُعْرَفُ ٱلْمُجْرِمُونَ بِسِيمَٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِٱلنَّوَٰصِى وَٱلْأَقْدَامِ

“Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.” (QS. Ar-Rahman: 41)

Jadi orang-orang pendosa itu dilihat saja oleh malaikat bagian identifikasi. Jika jidatnya tidak ada cahaya, maka ditempatkan di gerbong kiri.

Dengan status sujud yang seperti itu dan fungsinya seperti itu, kenapa ketika kamu sujud kok terburu-buru bangun? Kan nanti yang menyelamatkan kamu dan identitas kamu itu sujud.

Makanya, kalau saya sujud itu senang sekali, karena benar-benar saya nikmati. Meski saya jarang shalat sunnah, tetapi sujud saya itu kualitas A, karena benar-benar saya nikmati.

“Matur suwun Gusti, jenengan nakdir kulo sujud (Terima kasih Tuhan, Engkau menakdirkanku untuk sujud),” kata murid kinasih KH Maimoen Zubair.

Menurut penjelasan Gus Baha, dalam Syarakh kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Sayyid Zabidi yang memuji sujud sampai sundul langit (berlebihan):

Halaman
1234

Berita Terkini