“Jadi sejak zaman Belanda sampai sekarang kondisi seperti ini. Nyaris tanpa perubahan,” ucapnya.
Cerita Relief
Kondisi Candi Mirigambar memang layaknya sebuah reruntuhan.
Sejumlah ornamen dindingnya sudah hilang, bahkan reliefnya juga tidak lengkap.
Menurut Lidya Kievan, ahli budaya asal Jerman, relief utama Candi Mirigambar menggambarkan kisah Panji dengan Putri Galuh.
Hubungan mereka mendapat rintangan dari Raja Magadha, yang ingin menjadikan Putri Galih sebagai istrinya.
Baca juga: Sedang Dibahas, Tulungagung Akan Terapkan Tilang Elektronik di Simpang Empat Tamanan
Baca juga: Jembatan Karangrejo Tulungagung Belum Bisa Dilalui Mobil Barang, Rp 1,5 M Diusulkan untuk Perbaikan
Untuk memuluskan niatnya, Raja Magadha berusaha membunuh Panji dengan cara mengikatnya, serta membuangnya ke sungai.
Namun tubuh Panji ditemukan oleh para pembantu kerajaan Daha.
Panji kemudian bergabung dengan Daha untuk berperang melawan Raja Magadha.
Akhirnya Raja Magadha bisa dikalahkan, dan Panji bisa bersatu kembali dengan Putri Galuh.
Pada tahun 2019, Candi Mirigambar juga menjadi salah satu pusat kegiatan Festival Panji Nusantara, yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: Pekerjaan Interior Berhenti Akibat Pandemi Covid-19, Pria di Blitar Raup Untung dari Limbah Kayu
Baca juga: Anak di Trenggalek Tega Bacok Bapak Kandung Hingga Tewas, Mengaku Dendam Merasa Dikucilkan