3. Memiliki gangguan tidur
Karena teh secara alami mengandung kafein, asupan yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur.
Melatonin adalah hormon yang memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.
Namun, sebuah penelitian berjudul “Effects of caffeine on sleep quality and daytime functioning” menunjukkan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin sehingga mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk.
Tidur yang kurang biasanya dapat menyebabkan berbagai masalah mental, seperti kelelahan, gangguan memori, dan berkurangnya fokus.
Terlebih lagi, kurang tidur kronis dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan kontrol gula darah yang buruk.
Baca juga: Benarkah Nasi Merah Lebih Sehat Dibandingkan Nasi Putih untuk Menu Diet? Ini Penjelasan Ahli
4. Mual
Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong.
Tanin dalam daun teh bertanggung jawab atas rasa teh yang pahit dan kering.
Sifat astringent dari tanin juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan sehingga berpotensi menyebabkan gejala yang tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut.
Jumlah teh yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek ini dapat sangat bervariasi tergantung pada orangnya.
5. Maag
Kafein dalam teh dapat menyebabkan mulas atau memperburuk gejala refluks asam yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian berjudul “Effect of caffeine on lower esophageal sphincter pressure in Thai healthy volunteers”, menunjukkan kafein dapat mengendurkan sfingter sehingga memungkinkan isi lambung yang asam lebih mudah mengalir ke kerongkongan.
Kafein juga dapat berkontribusi pada peningkatan produksi asam lambung.
Tentu saja, minum teh belum tentu menyebabkan mulas. Setiap orang memiliki tingkat toleransi masing-masing.