"Gerakan kami bukan memberontak. Melainkan dengan menyebarkan paham ini ke semua orang. Selebihnya, kami serahkan kepada mereka mau menerima atau tidak. Kami sama sekali tidak memaksakan. Karena prinsipnya, menyampaikan kebenaran itu adalah sebuah kewajiban," bebernya.
Aminuddin juga mengatakan jika ia sempat memenuhi panggilan Polda Jawa Timur untuk melakukan klarifikasi terkait syiar motor pada 1 Juni lalu.
"Ada sekitar 101 pertanyaan yang diajukan. Semua terkait syiar motor, apa motivasi dan tujuannya. Kami semua jelaskan. Ini sudah ke-10 kalinya dilaksanakan. Sejauh ini baru kali ini yang dipersoalkan," imbuhnya.
Saat ini, Amin berharap, Abdul Qadir Hasan Baraja segera dibebaskan atas tuduhan makar dan radikal yang diterimanya.
"Kalau dituduh, buktinya mana. Ustaz Baraja dulu memang mengakui salah, bahkan di penjara beliau sudah bertaubat. Kalau sekarang diungkit lagi, maka nilai pertaubatan beliau tidak ada artinya dong," tandasnya.
Meski pimpinannya diamankan, Amir Wilayah diminta tetap tenang dan berdoa, serta beraktivitas seperti biasa.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Polda Metro Jaya menangkap pimpinan tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, di wilayah Lampung, Selasa (7/6/2022).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengatakan, Abdul Qadir ditangkap oleh penyidik Ditrektorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya.
Penangkapan dilakukan setelah kepolisian menyelidiki aksi konvoi sekelompok pengendara yang menamakan diri sebagai Khilafathul Muslimin di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Surabaya