Pipa paralon membanjar di dalam lima petak yang terbuat dari galvalum dan teraliri air yang berasal dari tandon.
Setiap petak galvalum berukuran 10x2 meter itu, terdapat 10 pipa paralon yang berisi 300 ikat selada.
Alhasil jika ditotal, ada sebanyak 1.500 ikat selada di lima petak galvalum tersebut.
"Biji selada saya beli di Surabaya seharga Rp 600 ribu satu pak. Sedari proses menyemai hingga masa panen membutuhkan waktu 1,5 bulan," terangnya.
Dalam sekali panen, lanjut Fathurahman, dia bisa mendapatkan 1.500 ikat selada atau seberat 30-35 kilogram. Harga per kilogram selada dihargai Rp 25.000.
Dari jumlah tersebut, Fathurahman dan istri bisa meraup omzet hingga Rp 12 juta.
"Sudah ada tengkulak asal pasuruan yang membeli selada hasil budidaya saya bersama istri. Dari tengkulak selada itu tersalur hingga supermarket. Terkadang pula ada tetangga datang langsung ke kebun untuk membeli selada," pungkasnya