TRIBUNJATIM.COM - Sebuah rumah kos-kosan di Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik mendapat sorotan oleh warga sekitar karena aktivitasnya.
Terungkap adanya 'transaksi bantal' yang ternyata diadakan di dalamnya.
Apa maksud transaksi bantal tersebut?
Rupanya, sebuah kos di Jalan Perintis Taman 4 No 45 Warga RT 09/RW 07 Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik menjadi sarang melakukan prostitusi.
Ternyata, di dalam rumah kos berwarna abu-abu itu, kamarnya dapat disewa dalam beberapa jam.
Alur menggunakan dan menyewa kamar di kos-kosan tersebut juga akhirnya terungkap.
Semua berawal dari kecurigaan dari warga akan aktivitas yang dilakukan dalam sebuah kos.
Warga menjadi curiga karena meski kamar berjumlah hanya 18 buah, tetapi pengunjungnya membludak.
Kecurigaan itulah yang menjadi perhatian awal warga.
Kini, warga memutuskan rumah kos tersebut ditutup karena diduga menjadi tempat prostitusi.
Baca juga: Prostitusi Terselubung di Gresik Tetap Beroperasi saat Ramadan, Pakaian Dalam Jadi Bukti Kuat
Ternyata, di dalam rumah kos berwarna abu-abu itu, kamarnya dapat disewa dalam beberapa jam.
Para penyewa bisa melakukan transaksi melalui WhatsApp kemudian meletakkan uang di bawah bantal kasur.
Hal ini disampaikan Taufik, warga setempat usai pertemuan di Balai Desa Randuagung, Kebomas.
Dikatakannya, di rumah kos tersebut memiliki 18 kamar.
Kamar yang paling sering disewakan untuk pasangan di luar nikah adalah kamar nomor 2, 5, 6 dan 7.
"Saya liat banyak sepeda motor, mencurigakan, di luar kewajaran, sepeda motornya lebih dari 30," kata dia, Jumat (24/3/2023).
Taufik langsung menunggu di depan rumah kos tersebut.
Sekitar pukul 18.00 hingga 18.30, dia bersama sejumlah warga mendatangi lokasi.
Ternyata sejumlah pasangan mesum langsung dikeler.
"3 pasang kami amankan, ada yang masih di bawah umur. Masih kelas 3 SMK dan m STM. Mereka pasangan muda-mudi di luar pernikahan," tambahnya.
Baca juga: Raffi Ahmad Selama 15 Tahun Tak Pernah Sahur di Rumah, Kini Bahagia Akhirnya Bisa: Seneng Banget
Salah satu yang diamankan mengaku memesan kamar melalui WhatsApp.
Kemudian negosiasi harga sewa kamar.
Jika memesan kamar pukul 19.00 - 09.00 tarifnya Rp 200 ribu.
Jika masuk pukul 21.00-09.00 tarifnya Rp 150 ribu.
"Cara membayarnya ditaruh di bawah bantal. Kami kroscek WA pengelola benar itu tulisannya. Kami minta ditutup secara permanen. Pelaku dipidanakan," tambahnya lagi.
Kepala Desa Randuagung, Khambali mengatakan, warga sudah laporan disertai bukti kuat.
Kemudian hasil koordinasi di balai Desa sepekat untuk menutup sementara.
Baca juga: Prostitusi Berkedok Warkop di Pasuruan, Jual Kemolekan Anak di Bawah Umur, Tarif Ratusan Ribu
"Untuk meredam amukan warga kita tutup sementara. Pengelola Babinsa Bhabinkamtinmas Trantib, Kepala desa sepakat ditutup sementara, kalau ditutup permanen yang berhak Satpol PP," bebernya.
Hayati pengelola kos irit berkomentar.
Menurutnya, rumah kos tersebut memang campur.
Untuk kos pria dan wanita.
"Ditutup sementara kemungkinan bisa dibuka lagi. Untuk kos laki-laki saja atau perempuan saja. Kalau sekarang tidak bisa menawar. Selama ini campur," ujarnya sambil meninggalkan balai desa.
Di Gresik petugas setempat memang kerap mengadakan razia.
Temuan lain terkait prostitusi kembali terungkap di awal Ramadan ini.
Operasi penyakit masyarakat (Pekat) awal bulan suci Ramadan 1444 Hijriah di wilayah hukum Kabupaten Gresik terus digalakkan.
Jajaran Polres Gresik menggerebek prostitusi di warung kopi, di Jalan Raya Kedamean Gresik, Jumat (24/3/2023).
Dari hasil penggerebekan itu, polisi mengamankan tersangka berinisial H Warga asal Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, yang diduga berprofesi sebagai pekerja seks komersial.
Baca juga: Awal Bulan Suci Ramadan 1444 H, Harga Beras di Pasar Baru Gresik Melonjak, Bahan Pokok Lainnya?
H diamankan beserta barang bukti uang Rp 150.000 untuk transaksi, bantal warna ungu, sprei, pakaian dalam warna pink dan tisu kering.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom melalui Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, penggerebekan prostitusi terselubung tersebut bermula ada laporan dari masyarakat adanya warkop terindikasi ada praktik prostitusi.
“Mendapat laporan dari masyarakat, anggota kami di lapangan menuju ke lokasi,"
"Setelah dilakukan penyelidikan di warkop tersebut, ternyata ada praktik prostitusi,"
"Dan pelaku kami amankan,” kata Iptu Aldhino, dalam rilis Humas Polres Gresik.
Ia menambahkan, usai melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, selanjutnya H dibawa ke Polres Gresik guna dilakukan penyidikan lebih lanjut.
Pengakuan H, mengatakan bekerja sebagai pramusaji sudah cukup lama.
“Pelaku cukup lama menjadi pramusaji di warkop sekaligus sebagai pekerja seks komersial,"
"Pelaku statusnya sudah menikah dan bukan warga Kabupaten Gresik,” imbuhnya.
Operasi pekat selama Bulan Ramadan lanjut Iptu Aldino, terus digencarkan.
Tidak hanya di wilayah Kecamatan Kedamean. Tapi juga di seluruh daerah lainnya.
“Tersangka H kami jerat dengan pasal 296 KUHP dan 506 KUHP,"
"Saya juga menghimbau kepada masyarakat apabila melihat ada praktek prostitusi agar tidak segan-segan melapor,” katanya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com