Adapun ketiga nama tersebut dibocorkan oleh Juru Bicara PKS, Pipin Sopian.
"Sudah dari PKS jelas menyodorkan nama Aher."
"Dan Pak Said sebagai tim delapan sudah menyampaikan bahwa tiga nama itu adalah Aher kemudian Demokrat AHY, dan dari Nasdem Khofifah," kata Pipin di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Kendati demikian, Pipin juga mengungkapkan masih ada dua nama lain yang bakal menjadi cawapres Anies.
Namun, sambungnya, kedua orang tersebut tidak diketahuinya.
"Waktu itu Pak Said sudah bilang 3 dari 5 nama. Duanya itu entah siapa jadi tentu yang di prioritaskan adalah nama yang disodorkan mitra koalisi," sambungnya.
Lalu dari ketiga nama di atas, siapa yang layak mendampingi Anies sebagai cawapres?
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengungkapkan terpilihnya cawapres Anies dari ketiga nama tersebut tergantung dari kebutuhan KPP.
Ujang mengatakan, jika melihat dari elektabilitas, maka Aher akan otomatis tereliminasi dari kandidasi cawapres Anies.
Ditambah, sambungnya, mantan Gubernur Jabar itu bukanlah tokoh NU yang menurut Ujang menjadi basis massa terbesar di Indonesia.
"Kemungkinan Aher akan tereliminasi karena elektabilitasnya nggak cukup dan Aher itu kan bukan dari kalangan Nahdiyin sebagai pemilih terbesar di Indonesia," kata Ujang saat dihubungi, Kamis (1/6/2023).
Dengan tereliminasinya Aher, Ujang menganggap pilihan cawapres untuk mendampingi Anies tinggal Khofifah dan AHY.
Berdasarkan dua nama tersebut, dirinya mengatakan tergantung dari kebutuhan yang ingin dicapai KPP dalam Pilpres 2024.
Menurutnya, jika ingin meraih suara dari kalangan ibu-ibu dan NU, maka bisa memilih Khofifah sebagai cawapres Anies.
Namun, ketika ingin menguatkan koalisi tiga partai, maka AHY bisa menjadi pilihan.