TRIBUNJATIM.COM - Sandiaga Uno baru saja bergabung ke PPP.
PPP kini mengaku berharap besar atas hoki Sandiaga Uno pasca menjadi kader partai berlambang Kabah tersebut.
"Kalau saya membawa dari bahasa saya ya, itu mungkin yang kita tunggu-tunggu efek hoki. Ya karena Pak Sandi efek hoki kalau bahasa saya," ujar Plt Ketua Umum PPP, Mardiono dalam jumpa pers di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (14/6/2023), dilansir dari Kompas.com.
Pada Pemilu 2019 lalu, PPP hanya mampu meraup 6.323.147 suara atau setara 4,52 persen.
Itu berarti kader PPP nyaris tak berhasil masuk ke parlemen bila merujuk ambang batas parlemen atau parliamentary threshold minimum 4 persen.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Sandiaga Uno memang kerap teratas.
Baca juga: Selain Jokowi, Sosok ini Penting di Balik Proses Sandiaga Uno Gabung PPP, Satunya Paling Bahagia
Litbang Kompas, misalnya, menempatkan Sandiaga Uno di urutan teratas dengan capaian elektoral 11,9 persen pada Mei 2023.
Meskipun pada saat yang sama, terjadi penurunan elektabilitas dibandingkan Januari 2023, yang mencapai 12,4 persen.
Elektabilitas Sandiaga Uno pun bersaing dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang kini telah menjadi bagian dari Partai Golkar.
Meskipun Ridwan Kamil memutuskan untuk tidak maju di dalam kontestasi nasional, namun elektabilitasnya kini mencapai 9,3 persen atau turun dari 10,1 persen pada awal tahun ini.
Diakui Mardiono, partai politik memang bekerja untuk mengejar elektoral pada saat menghadapi pemilu, termasuk pada Pemilu 2024 mendatang.
Oleh karena itu, ia sangat berharap pada "hoki" Sandiaga Uno untuk dapat memberikan dampak positif bagi partai.
Baca juga: Sandiaga Uno Resmi Gabung, PPP Diyakini Jadi Parpol Para Milenial, Santri dan Entrepreneur
Ia mengatakan, pada saat Pilkada DKI 2017 lalu, Sandiaga Uno yang berpasangan dengan Anies Baswedan, berhasil memenangkan kontestasi melawan pasangan petahana, Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saeful Hidayat, dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni.
Sementara saat Pilpres 2019, Sandiaga Uno yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto, memang kalah dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Namun, hal itu tidak serta merta membuat Sandiaga Uno tak memiliki jabatan.