Kedua, membuat benchmark. Ini bisa dilakukan benchmar ke India. Pasalnya, produksi buku di India jauh lebih murah daripada di negara penghasil bukunnya itu sendiri.
Ketiga, distribusi buku. "Membawa buku itu seberat batu. Seperti saat Gerakan Indonesia Menyala, sebuah program bangun perpustakaan di desa-desa terpencil, yang paling mahal adalah ongkos kirim bukunya. Ada perusahaan logistik yang membantu pengiriman buku ini secara gratis. Jadi, negara harus memberikan insentif untuk pengiriman buku ke seluruh wilayah Indonesia. Kirim buku itu mahal."
Anies menambahkan agar ke depan semua kegiatan terkait dengan perbukuan tidak menjadi beban dengan dikenakan pajak, karena berbeda dengan kegiatan komersial lainnya. "Karena ini adalah tantangan dalam peningkatan pengetahuan, kebudayaan, dan kualitas manusia. Negara harus hadir. Indonesia tidak akan kekurangan uang dengan mengurangi pajak [di industri percetakan dan perbukuan dari hulu-hilir].
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com