Itupun mestinya didahului dengan teguran kepada sang anak, agar sang anak bisa langsung pergi ke tukang pangkas untuk menata rambutnya.
Bukan malah dipangkas asal-asalan hingga berpotensi menjadi bahan ejekan siswa lainnya.
"Anak saya menangis saat pulang dari sekolah. Saya terkejut melihat rambutnya dipotong seperti itu. Besok paginya, saya terpaksa harus mengantarkan anak saya ke sekolah. Karena dia sudah merasa malu," kata MP.
Karena perbuatan guru tersebut, MP sempat berencana untuk membuat laporan.
"Jika tidak ada permintaan maaf di atas kertas bermaterai, saya akan laporkan dia (TM) ke Komisi Perlindungan Anak," pungkasnya.
Baca juga: Fakta-fakta Guru Lamongan Botaki 19 Siswi sampai Trauma, Sekolah Tak Punya Aturan Wajib Pakai Ciput
Namun, kasus ini akhirnya berujung pada perdamaian. Nasib guru TM berbeda dengan nasib Bu Guru di kasus viral di Lamongan.
MP menerima permintaan maaf dari sang guru.
MP tidak jadi melaporkan TM ke KPAI karena oknum guru itu sudah membuat surat permintaan maaf.
Proses perdamaian dilakukan di sekolah, setelah Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir dan pihak sekolah memediasi masalah ini.
Informasi yang beredar di media sosial menyebutkan, bahwa bukan cuma JS yang dipangkas asal-asal seperti itu.
Kabar menyebutkan, ada tujuh siswa lainnya yang konon kena tindak serupa.
Baca juga: Nasib Bu Guru di Lamongan Botaki 19 Siswi, Kini Tak Lagi Mengajar, Kepsek: Saya Meneteskan Air Mata
Namun, hanya JS disebut paling parah dibotaki rambut atasnya.
Meski begitu, siswa lain tidak sempat melakukan protes.
Hanya JS yang mengadu ke orangtuanya, lantaran kondisi rambutnya memang harus digunduli akibat bagian atasnya dicukur habis oleh guru berinisial TM.
MP, ibu kandung JS sempat kesal dan marah atas perbuatan oknum guru berinisial TM terhadap anaknya.