TRIBUNJATIM.COM - Litbang Kompas merilis hasil survei terkait Pilpres 2024 periode Agustus 2023.
Tentunya juga termasuk elektabilitas capres.
Dari hasil survei Capres 2024 Litbang Kompas diketahui responden yang mengaku berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama cenderung lebih banyak menjatuhkan pilihannya kepada Ganjar Pranowo.
Namun, dari sisi loyalitas, belum jadi jaminan.
Dalam simulasi 3 nama, bacapres PDIP Ganjar Pranowo menempati urutan teratas dengan elektabilitas 25, 6 persen.
Menguntit di bawahnya ada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 25, 0 persen.
Lalu, Anies Baswedan di posisi ketiga dengan dukungan 12,8 persen.
Semenjak bakal calon presiden Anies Baswedan dipasangkan dengan wakilnya, Muhaimin Iskandar, arus pembicaraan politik pencapresan lebih banyak tertuju pada pilihan politik kaum Nahdlatul Ulama (NU).
Wajar saja karena Muhaimin Iskandar merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang kelahirannya tidak terlepas dari para tokoh NU saat itu.
Selain itu, jumlah pemilih kalangan NU yang terbilang besar, bahkan terbesar dari setiap ormas yang ada di negeri ini, menjadi daya tarik utama politik.
Langkah Anies bersama partai pengusungnya, Nasdem, dalam berkoalisi dengan PKB sekaligus menjadikan Muhaimin sebagai cawapres, terbilang jitu.
Setidaknya, jika memang loyalitas para pemilih PKB tinggi terhadap ketua umumnya, potensi mendulang suara pemilih PKB yang lebih banyak terkonsentrasi di Jawa Timur menjadi besar.
Penguasaan Jawa Timur menjadi target prioritas lantaran di wilayah ini elektabilitas Anies belum signifikan.
Lebih dari itu, tidak hanya dari para pemilih PKB, potensi tambahan suara akan menjadi lebih besar lagi jika para pemilih NU pun menyandarkan pilihannya pada pasangan Anies-Muhaimin.
Gambaran paling nyata, merekam apa yang terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019.
Dua pemilu tersebut menjadi saksi persaingan sengit Joko Widodo dan Prabowo Subianto.