Karier di Militer
Prabowo mengawali karier militernya selepas lulus dari AKABRI pada tahun 1974.
Pada tahun 1976, ia bertugas menjadi Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) ronde dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kemudian pada 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tahun 1995, dia sudah sampai posisi Komandan Kopassus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Salah satu pencapaian Prabowo ketika menjadi pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.
Ketika itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Operasi ini sukses menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz yang disekap oleh OPM.
Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie.
Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.
Prabowo juga pernah diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer.
Karier di Luar Militer
Dikutip dari laman partaigerindra.or.id, setelah pensiun dari dinas militer, Prabowo Subianto beralih menjadi pengusaha.
Ia berhasil membeli Kiani Kertas dan menggantinya menjadi PT Kertas Nusantara.
Prabowo juga menguasai perusahaan Nusantara Group yang di dalamnya terdapat 27 perusahaan.
Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar.
Ketika dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009.
Prabowo kemudian mencalonkan diri menjadi presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
Meski lolos sampai putaran selanjutnya, Prabowo kandas di tengah jalan dan kalah suara dari Wiranto.
Pada 2009, Prabowo juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama capres Megawati Soekarno Putri.
Kemudian pada 2014, Prabowo memperoleh dukungan menjadi presiden.
Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali maju dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres-nya. Namun, kemenangan tidak berpihak kepada mereka.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024.
Kini ia akan kembali maju sebagai bacapres di Pilpres 2024 mendatang. Pendaftaran bacapres dan bacawapres rencananya akan dibuka pada Oktober 2023 mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com