Berita Madura

Rombongan Pemotor Nekat Lewat Jalur Mobil di Jembatan Suramadu saat Dini Hari, Polisi Tegaskan Ini

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rombongan kendaraan roda dua dari arah Surabaya terekam video melintasi jalur kendaraan roda empat saat di bentang tengah Jembatan Suramadu, Rabu (27/9/2023) sekitar pukul 00.30 WIB

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – Rombongan sepeda motor terekam video melintasi jalur kendaraan roda empat Jembatan Suramadu pada Rabu (27/9/2023) sekitar pukul 00.30 WIB.

Padahal, jembatan sepanjang 4,5 KM di atas Selat Madura itu sudah dilengkapi dengan dua jalur khusus kendaraan roda dua, baik dari arah Surabaya maupun dari arah Madura.

Keberadaan para pemotor dari arah Surabaya tujuan Madura di jalur cepat itu, tentu saja sangat beresiko terjadinya kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Angin kencang bisa saja sewaktu-waktu menerpa karena jembatan tersebut berada di alam terbuka, di atas selat. 

Rekaman video menayangkan, jumlah pemotor berboncengan terlihat lebih dari sepuluh unit kendaraan. Beberapa pengendara di antaranya bahkan tidak menggunakan pengaman kepala atau helm.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Bangkalan, AKP Grandika Indera Waspada mengingatkan, Jembatan Suramadu sudah didesain sedemikian rupa sehingga dipisahkan antara kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Tidak menyerupai konsep jalan seperti di perkotaan. 

Baca juga: Pintu Masuk Suramadu Sisi Madura Diblokade Massa, Antrean Kendaraan Memanjang, Ini Penyebabnya

“Salah satu alasan terpenting, kenapa dibuat demikian?. Yakni untuk faktor keselamatan karena Jembatan Suramadu ini merupakan jembatan khusus, melewati sebuah selat (Madura) dan di kanan-kiri itu adalah laut. Di sana rawan angin kencang, anginnya sangat kencang dan Beresiko,” ungkap Grandika kepada Tribun Madura.  

Angin kencang, lanjutnya, sangat beresiko membuat laju kendaraan roda dua oleng. Kondisi berbahaya inilah yang seharusnya diantisipasi oleh para pelintas Jembatan Suramadu, khususnya bagi para pengendara sepeda motor yang memang sudah disediakan jalur khusus.

“Sepeda motor bisa jatuh atau limbung akibatnya bisa tertabrak, bisa terlindas. Nah itu berbahaya dan tidak kami inginkan. Karena itulah, kenapa Jembatan Suramadu didesain ada jalur motor sendiri?. Demi keselamatan pengendara sepeda motor,” jelas Grandika.

Seperti diketahui, lebar jalur sepeda dari kedua sisi sengaja dibuat lebih dari dua unit sepeda motor agar lebih leluasa untuk mendahului. Pagar pembatas terpasang kokong di sisi kiri sebagai pembatas paling luar. Sedangkan pagar pembatas sisi kanan sebagai penyekat antara jalur motor dan kendaraan roda empat atau lebih.

Grandi memaparkan, pembatas-pembatas berbahan pipa besi di jalur sepeda motor itu untuk mengamankan para pemotor. Kalau pun semisal terhempas angin kemudian limbung hingga terjatuh, masih ada pembatas yang menghalangi motor dari resiko tertabrak mobil.

“Mau siang ataupun malam, mau jam berapa pun angin tetap kencang di sana. Jadi kami ingatkan kembali kepada masyarakat khususnya pengendara roda dua tetap melintasi jalur roda dua. Jangan di jalur roda empat, karena itu berbahaya,” paparnya.  

Ia menegaskan, pihak dipastikan akan menindak lanjuti dengan menerjunkan personel apabila masih ada masyarakat pengendara roda dua yang tetap menggunakan jalur mobil. Termasuk akan memberlakukan tindakan tilang di tempat.  

“Cuma di video itu kan malam, kalau siang kan memang minim, jarang ditemui (pemotor lewat jalur mobil). Kalau memang nanti malam masih banyak seperti itu, nanti kami terjunkan anggota untuk mengimbau lagi, mengamankan lagi bahkan kalau perlu kami tindak tilang,” tegas Alumnus Akpol 2012 itu.

Berita Terkini