Pemilu 2024

Sudah Sosialisasi Nomor Urut, Rita Sebut Tekadnya Bulat Mundur Pencalegan Golkar Dapil 1 Pasuruan

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keputusan Rita Wahyulillah mundur dari pencalegan Partai Golkar di Dapil 1 Pasuruan, yang meliputi Bangil, Beji dan Gempol, sudah bulat, Kamis (5/10/2023).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Keputusan Rita Wahyulillah mundur dari pencalegan Partai Golkar di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Pasuruan, yang meliputi Bangil, Beji dan Gempol, sudah bulat. 

Dia sudah membuat surat resmi ke DPD Partai Golkar Kabupaten Pasuruan dengan tulisan tangan. Dia juga meminta namanya dihapus dari Daftar Calon Tetap (DCT).  

Bahkan, perempuan kelahiran Bangil, Pasuruan, ini sudah membubarkan tim sukses yang dibangunnya sejak beberapa waktu lalu. 

Kepada Tribun Jatim Network, Rita Wahyulillah mengaku kecewa terhadap oknum-oknum yang dinilai memanfaatkan kekuasaan untuk menggeser nomor urutnya. 

“Akan lebih manusiawi, apabila memang dikehendaki pada Dapil 1, khususnya diubah nomor urutnya melalui sebuah proses pembobotan ulang atau uji kelayakan,” katanya, Kamis (5/10/2023).

Dia mengaku merasa tidak dihargai karena pergeseran nomor urut ini.

Sebab, tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan sebelumnya. 

“Jika tergeser nomor urut karena kalah pembobotan dan kelayakan, itu fair (adil). Bukan tergeser dampak dari sebuah ambisi pribadi yang memanfaatkan kekuasaan,” lanjutnya.  

Baca juga: Caleg Golkar Pasuruan Mundur Setelah Digeser Nomor Urut, Golkar Jatim: Semua Caleg Didaftarkan Utuh

Menurut Rita Wahyulillah, dari awal semua proses di internal sudah menghendaki dirinya ada di nomor urut 1. Bahkan, dia sudah sosialisasi dengan nomor urut 1. 

“Saya dan tim sudah bergerak dengan nomor urut 1. Tiba-tiba diubah, ini kan susah. Tidak gampang untuk mensosialisasikan nomor urut,” tuturnya. 

Rita Wahyulillah mengaku mengalami kerugian materiil, mental pribadi dan tim atas ketidakadilan yang dialaminya dalam proses pencalegan tersebut. 

“Yang menjadi alasan saya mundur adalah nomor diubah secara sepihak. Ini benar-benar lucu dan di luar nalar saya,” tambah dia. 

“Seakan-akan semangat saya dibunuh secara kejam dan dihancurkan. Dijatuhkan sedalam-dalamnya bersama tim saya,” tuturnya.

Baca juga: Usung Program Pro Milenial dan Gen Z, Adam Rusydi Optimistis Tingkatkan Suara Golkar di Sidoarjo

Sekali lagi, ia menegaskan bukan pada nomornya, tapi pada perubahan yang dilakukan tanpa pemberitahuan.

“Tidak ada konfirmasi sebelumnya, mana yang namanya politik tidak kanibal, dan mana politik happy. Semangat berjuang untuk teman caleg,” tutupnya.

Sebelumnya, Rita diusulkan DPD Partai Golkar Kabupaten Pasuruan mengisi nomor urut 1. Namun, DPP menghendaki Rita di nomor urut 4. 

Sehingga dalam pencermatan rancangan DCT, Rita menjadi nomor urut 4 di Dapil Bangil, Beji, dan Gempol.

Baca juga: Distribusi Logistik Pemilu 2024 Akan Mulai Dilakukan Pekan Depan, Terdapat Dua Tahap

Sedangkan nomor urut 1 diisi Nik Sugiarti yang sebelumnya di nomor urut 4.  

Nik Sugiarti adalah salah satu politisi senior di Golkar. Dia merupakan kader golkar yang sudah tiga periode menjadi anggota legislatif. Dia termasuk incumbent.

Itulah yang membuat gejolak di internal Partai Golkar.

Bahkan, di hari terakhir pengajuan perubahan bakal calon di masa pencermatan masa rancangan DCT sempat tegang.  

Pendukung Nik Sugiarti dan Rita sempat terlibat ketegangan. Namun, semuanya selesai dan akhirnya DPD Partai Golkar mendaftarkan caleg-calegnya di KPU.

Baca juga: Sejumlah Parpol Ajukan Perubahan Pencermatan Rancangan DCT, KPU Kota Blitar Lakukan Verifikasi

Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kabupaten Pasuruan, Udik Djanuantoro menanggapi santai kekecewaan salah satu caleg tersebut.

Menurutnya, hal itu adalah bagian dari dinamika politik.

"Wajar, itu dinamika politik yang biasa terjadi menjelang penetapan," ujarnya.

Dia menyadari pasti ada kadernya yang kecewa.  

Ia akan meminta pengurus DPD Partai Golkar mendalami persoalan ini, agar bisa diselesaikan dengan baik dan sebijak mungkin untuk menjaga soliditas kader. 

Berita Terkini