"Kami belum ada permintaan jumlah kapal ke TNI AL. Kami masih menunggu. Karena kondisi Sumenep ini juga tentatif. Kami butuhkan kapal perang itu, jika cuacanya tidak kondusif. Kalau cuaca kondusif kami akan kirim pakai kapal reguler," ujarnya.
Baca juga: Sejumlah Parpol Ajukan Perubahan Pencermatan Rancangan DCT, KPU Kota Blitar Lakukan Verifikasi
Kemudian, pada bulan Januari, Choirul Anam menerangkan, pihaknya bakal melakukan proses rekrutmen sekitar 85 ribu anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Lalu, agar Pemilu 2024 proses penulisan berita acara dapat berlangsung secara cepat, KPU RI, lanjut Choirul Anam, akan menyiapkan printer dan scan di semua TPS.
"Sehingga nanti penulisan berita acara membuat cukup banyak dan menjadi lama, itu bisa jadi cepat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, KPU telah menetapkan jadwal produksi dan distribusi logistik Pemilu 2024.
Untuk tahap satu, produksi dan distribusi berlangsung 60 hari, terhitung sejak 23 September hingga 21 November 2023 nanti.
Logistik tahap 1 tersebut meliputi bilik dan kotak suara, tinta, serta segel dan kabel ties.
Pengadaan logistik tahap 1 ini sudah diteken KPU RI dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan kontrak payung senilai Rp 302,14 miliar, diklaim hemat Rp 225 miliar dari harga prakiraan sendiri (HPS).
KPU juga telah membagi pengadaan paket logistik ini ke belasan zona agar proses produksinya lebih efektif dan efisien.
Berikut jumlah kebutuhan logistik tahap 1 Pemilu 2024?
1. Kotak suara: 4.164.552 (Rp 168,16 miliar)
2. Bilik suara: 3.280.644 (Rp 53,17 miliar)
3. Tinta: 1.640.322 botol (Rp 18,39 miliar)
4. Segel: 93.850.362 keping (Rp 39,7 miliar)
5. Kabel ties: 24.364.423 (Rp 22,72 miliar)