Pejabat Imigrasi Bali Jadi Tersangka Pungli, Kantongi Sampai Rp 200 Juta Perbulan: Dapat Setoran

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bandara Ngurah Rai Bali - Pejabat Imigrasi Bali jadi tersangka pungli, kantongi uang capai Rp 200 juta

Empat orang tersebut adalah petugas imigrasi yang berjaga di konter pada Selasa malam dan statusnya masih sebagai saksi.

Ia menerangkan, uang yang didapat petugas konter dari pungutan fast track diberikan kepada HS.

Hasil pungli digunakan oleh HS atau diberikan kepada anggota yang satu regu.

"Diserahkan kepada tersangka selaku kasi (kepala seksi). Yang diamankan kemarin yang ada di tempat. Jadi yang bertugas. Dari kelima yang diamankan itu tidak semuanya menerima uang tersebut," ungkap Putu.

Putu menambahkan, ada empat grup petugas yang berjaga di konter imigrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Selain menangkap HS bersama stafnya, kejati Bali juga berencana memanggil petugas imigrasi lainnya untuk dimintai keterangan.

Baca juga: Update Terbaru Kasus Dugaan Pungli PTSL di Ponorogo, Kejari Janji Akhir Tahun Tetapkan Tersangka

5. HS dinonaktifkan

Buntut OTT Kejati Bali pada Selasa, HS resmi dinonaktifkan dari jabatannya.

Kabar penonaktifan HS dikonfirmasi oleh Kepala Divisi (Kadiv) Imigrasi Kantor Wilayah Hukum dan HAM (Kanwilkumham) Bali, Barron Ichsan.

Kendati demikian, pihaknya belum bisa memberi kepastian mengenai sanksi pemecatan apa hukuman lain yang dijatuhkan kepada HS.

"Sementara nonaktif. Kami asas praduga tak bersalah. Nanti kan biar hakim yang menentukan," ujar Barron dikutip dari Kompas.com, Kamis.

"Hukumannya sesuai peraturan ASN (Aparatur Sipil Negara). Kan ada peraturannya, tidak bisa langsung pecat-pecat aja," lanjutnya.

Barron juga menyampaikan, pihaknya menghormati seluruh proses hukum yang berjalan terkait penangkapan HS oleh Kejati Bali.

Ia mengeklaim, pihaknya sudah berusaha mencegah praktik pungli, seperti memasang mesin pintu otomatis di konter imigrasi bandara.

"Kami sudah menyiapkan mesin autogate. Sedang proses pemasangan itu ada sekitar 30 unit. Akan datang lagi sekitar 50 unit. Ini untuk meminimalisir kontak antara petugas dan penumpang. Langkah-langkah perbaikan itu sebetulnya sudah kami lakukan," jelas Barron.

Kompas.com

Berita Terkini