"Kalau kita mau bikin program mengurangi stunting, seharusnya tahu makanan bergizi itu seperti apa," imbuhnya.
Dia melihat program ini hanya untuk memenuhi target menghabiskan dana dari anggaran tambahan dalam APBD Kota Depok.
"Program ini bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban tetapi harus tepat sasaran sehingga dapat menurunkan angka stunting di Kota Depok," tandas Yeti.
Baca juga: Suaminya Tetap Ditilang Meski Sudah Baca Sholawat, Ibu-ibu Ngomel Pakai Bahasa Madura: Cari Uang
Sebelumnya keluhan seorang wanita yang protes jajanan Rp500 untuk cegah stunting, viral di media sosial.
Jajanan yang diberikan Posyandu berupa kerupuk atau snack yang biasa dijumpai di warung yang dibanderol Rp500.
Diduga jajanan receh tersebut ia dapat dari Posyandu di Aceh untuk cegah stunting.
Video pun viral usai diunggah di akun TikTok dengan username @abayabest.
Diketahui perempuan tersebut mengaku bernama Yulia dan berasal dari Desa Matang Panyang, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Ia menyuarakan ketidakpuasaannya terhadap jenis makanan yang diberikan kepada anak-anak untuk mencegah stunting.
Dalam pandangannya, makanan tersebut hanya berupa jajanan seperti yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak usia lima tahun.
Dalam video tersebut, Yulia memperlihatkan beberapa jajanan yang diberikan kepada anak-anak.
"Bagaimana mungkin stunting dapat dicegah dengan makanan seperti ini dari Posyandu?" ucap Yulia sambil perlihatkan beberapa jajanan tersebut.
"Ada nilai gizinya? Menambah berat badan?" tambahnya, mengutip Tribun Timur.
Lalu ia dengan tegas menyuarakan kekesalannya terhadap kondisi distribusi makanan tersebut kepada anak-anak.
Ia mengaku geram atas cara pembagian makanan yang menurut pandangannya tidak sesuai dengan upaya pencegahan stunting.
Padahal pencegahan stunting seharusnya lebih mengutamakan kualitas nutrisi.
Jajanan yang dibagikan tersebut selain sama seperti jajanan yang dijual di kios, juga ibu-ibu masih sanggup menyediakan untuk anak-anaknya.
"Kalau jajanan seperti itu mak-mak yang ada di Desa Matang Panyang insyaallah sanggup membelinya," katanya.
Dari beberapa jajanan yang diperlihatkan dalam video tersebut, Yulia menyebutkan, dua jajanan yang harga Rp500-an sudah dimakan adiknya.
Karena makanan yang diberikan untuk mencegah stunting sama seperti jajanan yang biasa dimakan anak-anak.
Pemberian makanan tersebut menurut Yulia, juga tidak men-support tujuan dari Posyandu.
Tujuan dari Posyandu, kata Yulia, untuk imunisasi dan konsultasi ibu-ibu hamil, pertumbuhan anak, pencegahan diare, dan pencegahan stunting.
"Mungkin kalian mengira aku yang mengada-ngada, kalian boleh tanya langsung ke masyarakat," ujar Yulia.
Banyak masyarakat juga tidak setuju tapi tidak berani berbicara.
Oleh karena itu, Yulia memposting makanan tersebut di media sosial.
Yakni supaya diketahui Camat Paya Bakong dan Pj Bupati Aceh Utara, sehingga mau menyelesaikan persoalan tersebut.
Pada Senin (28/8/2023), video ini telah menerima lebih dari 6.059 komentar dari berbagai pengguna media sosial.
Sebagian besar komentar dari warganet memberikan penjelasan terkait jenis makanan yang diberikan.
Sementara yang lainnya justru memberikan dukungan kepada Yulia untuk memviralkan isu ini.
"Ini bukan masalah harga jajanannya. tapi masalah gizi yg di beri . yg seharusnya petugas kesehatan memberi contoh jajanan yg sehat kepada masyarakat," tulis @Sarah al Azhar.
"Paketannya lebih baik telur, tempe, tahu, sayur, buah, murah kok, terus diajarin cara olahnya buat anak dan balita," tulis @fitriany abbas.
"Gimana ngk gitu kk, dana untuk stunting banyak potong-potong nyaa," tulis @ini.aku012.
"Di tempatku dapat bubur kacang hijau tapi bayar," tulis @FitriNurjannah.
"Up mba.. petugas gizi puskesmas perlu speak up," tulis @nisayang.
"Didesaku biskuit buat ibu hamil ditimbun," tulis@mawar.
"Semoga sampai ke pak bupati kk," tulis @bihun telur.
"Banyak kepotong dri sono nya itu," tulis @bayuaulia.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak terkait.