Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Kecelakaan maut KA Probowangi dengan Isuzu Elf di Lumajang diketahui menelan 11 korban jiwa.
Peristiwa tragis itu terjadi di jalur Randuagung - Klakah jalur perlintasan 63 Dusun, Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (20/11/2023).
Sementara itu, ada juga korban luka berat sebanyak 4 orang.
Mereka saat ini masih dirawat di Puskesmas.
Data itu dikonfirmasi oleh Kapolres Lumajang, AKBP Boy Jeckson Situmorang.
"11 orang meninggal dunia, lalu untuk korban luka berat sebanyak 4 orang sedang di Puskesmas," tutur Boy ketika dikonfirmasi.
Polisi masih terus berupaya melakukan evakuasi lantaran terdapat kabar jika salah seorang bayi yang merupakan penumpang minibus bernomor polisi N 7646 T tersebut masih dilakukan pencarian.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut Mobil Elf vs Kereta Api di Lumajang, Sementara Ada 7 Korban Meninggal
Belum diketahui pasti jumlah penumpang dalam minibus elf berwarna biru itu kondisinya ringsek dan berada di sisi utara rel kereta itu.
Sementara itu, melalui siaran persnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) turut berduka cita dan menyesalkan kejadian kecelakaan itu.
PT KAI mengonfirmasi kecelakaan lalu lintas antara mobil elf dengan KA 266 Probowangi relasi Ketapang - Surabaya Gubeng terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di km 138+0 petak jalan antara Stasiun Randuagung - Stasiun Klakah sekira pukul 19.53 WIB.
Kejadian tersebut menimbulkan korban jiwa setidaknya sebanyak 11 orang meninggal dunia yang seluruhnya merupakan pengguna mobil elf tersebut.
Untuk penumpang KA 266 Probowangi dalam kondisi selamat.
Baca juga: Memasuki Tahun Politik, Pj Bupati Lumajang Wanti-wanti ASN Harus Netral dan Jaga Moral
Akibat kejadian ini, KA Probowangi mengalami keterlambatan 13 menit karena harus berhenti di perlintasan tempat lokasi kejadian tersebut.
"KAI prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut, serta menyampaikan ucapan turut belasungkawa kepada para keluarga korban," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.