"Udah bela-belain ke sini ya kan. Kalau kemarin di Kebon Jeruk mendingan, masih tertib."
"Di sini serabutan begini, jadi kayaknya gimana ya yang masuk itu yang kenal-kenal orang dalam aja, padahal kami niat kerja," paparnya.
Menurutnya, ia dibayar Rp100.000 apabila berhasil melipat satu boks kardus.
Yang mana dalam sehari, Lilis bisa melipat sembilan dus surat suara dalam sehari bersama tiga temannya yang lain.
"Waktu itu kami Rp900.000 berempat. Uang makan Rp15.000, satu orangnya Rp225.000, jadi tambahan Rp15.000, jadi ya Rp250.000," kata dia, melansir Warta Kota.
Bu Lilis menyampaikan, satu dus terdiri dari 500 lembar surat suara.
Sehingga total ia pernah melipat 4.500 surat suara dalam sehari.
Kendati demikian, hari ini ia mengalami nasib apes.
Lantaran dua kotak surat suara yang telah ia lipat tak mendapatkan bayaran sama sekali.
Bahkan dirinya luntang lantung tanpa kepastian di depan GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat.
"Kan untuk pembayaran setiap sore, kan off-nya (selesai) pukul 17.00 WIB, itu dari situ kami harus udah dapat pembayaran."
"Sedangkan kemarin pembayaran ditunda belum dapat," jelas Bu Lilis.
"Akhirnya sekarang pulang aja, gimana kami suruh nunggu-nunggu, tapi kan kami belum tentu masuk," imbuhnya.
Di akhir Bu Lilis mengaku kecewa dengan apa yang terjadi hari ini kepadanya.
Padahal ia hanya ingin mencari nafkah untuk makan dan kebutuhan sehari-harinya.