Reporter juga diwajibkan mengirim video live dari lapangan untuk tayang di media sosial perusahaan. Tidak hanya untuk reporter di lapangan, pihaknya juga membentuk tim konten non news untuk meraup keyword atau kata kunci di mesin pencari.
“Wartawan harus punya skill up, pertama membekali semua reporter dengan smartphone, membagi editor untuk cetak dan online, divisi audio visual, skill di lapangan ditambah membuat video,” ungkapnya.
“Mendiversifikasi wartawan tidak hanya membuat berita tapi non berita,” tambahnya.
Febby menyebut, Tribun Network memproduksi 15 ribu video perhari dari 85 unit di seluruh Indonesia. Yang terbaru adalah distribusi berita dan audio visual melalui aplikasi Tribun X.
“Ini adalah aplikasi baru yang kami bikin, di luar YouTube. Ini basisnya aplikasi tersendiri yang punya server tersendiri di Indonesia yang kemudian membuat kami hidup atau survive,” ungkapnya.
Berbagi pengalaman dalam transformasi media juga disampaikan oleh Founder Media Kempalan Dhimam Abror mengatakan, disrupsi yang besar membuat perubahan yang luar biasa. Ada yang sukses melakukan transformasi, ada pula yang gagal.
“Transformasi dari wartawan jadul ke basis teknologi tidak gampang. Dari mesin ketik, ke komputer. Kita berusaha melakukan penyesuaian, ada nilai yang tetap mestinya karena platform berubah tetapi roh jurnalismenya yang harus tetap dipegang,” ungkapnya.
Sementara itu, Firman Permana selaku General Manager Surabaya Suites Hotel mengapresiasi kegigihan Pram dalam menulis sebuah buku. Pram dinilai bisa menyuguhkan sesuatu di sekitarnya, dengan ringan tapi berbobot.
“Mas Pram ini tidak pernah lelah untuk terus memberikan terbaik bagi kami, para hoteliers untuk mengolah berbagai promosi hotel menjadi suatu artikel yang memiliki marketing value,” ungkapnya