Pemilu 2024

Padahal Sakit sampai Dirawat di RS, Petugas KPPS Tetap Ikut Rapat, 'Abdi Negara Gak Boleh Manja'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Padahal sakit sampai dirawat di rumah sakit, petugas KPPS tetap rapat tengah viral di media sosial.

TRIBUNJATIM.COM - Padahal sakit sampai dirawat di rumah sakit, petugas KPPS tetap rapat tengah viral di media sosial.

Potret KPPS tersebut viral satu di antaranya diunggah oleh akun TikTok @yourbebygirllll.

Dalam video viral tersebut, tampak seorang wanita petugas KPPS terbaring di ranjang rumah sakit.

Tampak pula tangannya diinfus.

Ia terlihat duduk berbaring di kasur perawatannya.

Kemudian wanita yang diduga bertugas sebagai petugas KPPS itu mempelihatkan suasana di ruang rawatnya.

Baca juga: Apa Itu KPPS yang Viral di Media Sosial, Gaji Rp 1,1 Juta Per Hari? Berikut Rincian Sebenarnya

Ternyata tak sendirian, ia didatangi beberapa rekannya.

Terlihat rekannya duduk berkumpul sembari membahas sesuatu.

Sementara itu dirinya ikut memperhatikan rekan tersebut.

Di sana juga terlihat beberapa rekannya itu membawa tumpukan kertas.

Dalam narasi video tersebut tertulis dirinya sedang sakit tapi wajib mengikuti rapat KPPS.

“Pov: lagi sakit tapi wajib ikut rapat KPPS,” tulisnya, dikutip dari Tribun Jabar pada Sabtu (10/2/2024).

Meski begitu, wanita petugas KPPS yang tengah sakit itu menghibur dirinya.

Ia menuliskan keterangan dirinya sebagai petugas KPPS bahwa abdi negara tidak boleh manja.

“Abdi negara gak bole manja,” tulisnya.

Diketahui petugas KPPS yang jatuh sakit itu dirawat di RSU Islam Harapan Anda, Kota Tegal, Jawa Tengah.

Kini, video aksi petugas KPPS yang sakit hingga dirawat tapi tetap rapat KPPS itu viral di media sosial.

Sejumlah warganet memberikan beragam reaksi.

Ada juga warganet semangat dan doa kepada petugas tersebut agar segera sembuh.

Hal ini mengingat hari pencoblosan Pemilu 2024 dan Pilpres 2024 segera dilaksanakan.

“ada yg nyesel gak ikut KPPS? myesel gw”

“gue udah pengen cepet⊃2; tgl 14 anjir, gue menderita ikut KPPS”

“setelah menjadi kpps, gue tau semua nama2 tetangga gue”

“Gw ikut kpps malah seru anjir. soal nya anggota ny pada banyol terus tapi ketika ngerjain tugas satset dan bnr cape ge gak sebarapa”

“aku bersa di teror gara" ikut kpps pengen cepet-cepet selesai”

“Untuk seluruh petugas KPPS dimanapun kalian berada, semoga selalu diberikan kesehatan dan semoga pemilu berjalan aman dan lancar”

“The rill demi negara,” tulis beragam komentar warganet.

Baca juga: Gaji Ketua KPPSLN Pemilu 2024 Rp 6,5 Juta, Simak Rincian Gaji KPPS Pemilu 2024 dan Masa Kerjanya

Sementara itu, seorang petugas KPPS dipecat usai pose jari dan menyebut paslon nomor dua viral di media sosial.

Diketahui petugas KPPS itu berada di Pangandaran, Jawa Barat.

Aksi petugas KPPS pose jari dinilai tak profesional hingga menyebut nama Prabowo Subianto.

Imbasnya, kini ia dipecat dari jabatan KPPS.

Videonya pun lantas berkali-kali dibagikan di aplikasi WhatsApp dan di Facebook.

Dalam video berdurasi 17 detik, dikutip dari Tribun Jabar, terlihat seorang wanita berparas cantik yang merupakan anggota KPPS merekam dirinya dengan dua temannya berada di suatu ruangan aula hotel.

Di akhir video, anggota KPPS itu menyebut nomor 2 dan nama Prabowo sambil berpose.

Adapun kejadian ini terjadi pada Sabtu (27/1/2024) sebelum pembukaan kegiatan bimtek berlangsung.

Sosok wanita ini pun sontak jadi sorotan publik bahkan tak sedikit yang penasaran dengan sosoknya.

Wanita ini diketahui bernama Helmi Hermawati.

Baca juga: Cara Mengecek Lokasi TPS dan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 Online, Mudah Bisa Lewat HP

Helmi Hermawati bertugas di TPS 8 di Desa Pagerbumi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran.

Saat dikonfirmasi Tribun Jabar, Ketua KPU Kabupaten Pangandaran, Muhtadin, membenarkan kejadian dalam video itu di Pangandaran.

Muhtadin mengatakan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (27/1/2024) sebelum kegiatan bimbingan teknis KPPS.

"Itu, anggota KPPS dan (videonya) sebelum Bimtek. Terus, kemarin sore ada yang ngomong ke saya. Ya, saya bilang pecat," ujar Muhtadin kepada sejumlah wartawan di satu hotel di Pantai Pangandaran, Minggu (28/1/2024) siang.

Sementara seorang anggota PPK Cigugur, Jenal Abidin mengatakan, memang sebelumnya si anggota KPPS itu suka bercanda, tapi videonya malah diupload di media sosial.

"Itu awalnya video offline berdurasi 26 detik, tapi yang terupload di Facebook berdurasi 17 detik. Jadi, di video itu ketua KPPS sempat mengingatkan untuk hati-hati jarinya," ujar Jenal saat dihubungi Tribun Jabar melalui WhatsApp, Minggu (28/1/2023) siang.

"Tapi, dia biasalah, malah bercanda. Malah menyebut nomor dan nama calon," tuturnya.

Pihaknya mengaku sudah meminta klarifikasi dengan tahapan dari PPK ke PPS, dari PPS ke KPPS dan langsung yang bersangkutan.

Dari hasil klarifikasi, kata Jenal, memang Helmi mengaku tidak ada maksud mendukung salah satu pasangan calon presiden nomor urut 2.

Karena, setelah di-tracking di Facebook dia juga terkait simbol-simbol paslon lainnya juga ada dengan menunjukkan jari.

"Jadi, memang dari hasil klarifikasi dia refleks melakukan hal tersebut dan memang suka upload di media sosial Facebook," katanya.

Akibat aksinya tersebut, hasil klarifikasi yang sudah dilakukan kemudian dikoordinasikan ke KPU Kabupaten Pangandaran dan sementara ini mengarahkan untuk memberhentikan yang bersangkutan.

"Arahan KPU Kabupaten, sepertinya akan diberhentikan. Karena, sudah memenuhi unsur. Walaupun refleks, video itu sudah viral dan memang salah," ucap Jenal.

Setelah mendapatkan arahan dari KPU Kabupaten Pangandaran, pihaknya pun sepakat untuk memberhentikannya.

"Sore ini juga, kita PPK dan PPS akan melaksanakan rakor bersama KPU bagian divisi hukum."

"Meskipun sudah tahu aturan, secara teknis mekanisme tahapan prosesnya akan ditempuh," ujarnya.

Jenal menyayangkan kejadian tersebut, yang terjadi pada Sabtu (27/1/2024) sebelum pembukaan kegiatan bimtek berlangsung.

"Jadi, kami juga PPK sering sekali mengingatkan terkait netralitas. Waktu pelantikan kemarin juga kami menyampaikan terkait integritas sebagai penyelenggara," katanya.

Namun, akhirnya masih ada ditemukan satu anggota KPPS yang mungkin dianggapnya sebagai lelucon.

"Pemilu ini memang pengalaman pertama dia menjadi anggota KPPS. Tapi, alhamdulilah setelah diberitahu akan diberhentikan, yang bersangkutan juga menerimanya. Karena, mungkin menyadari kesalahannya," ucap Jenal.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini