TRIBUNJATIM.COM - Apakah Anda masih ingat dengan sosok seorang calon legislatif atau caleg yang rela menjual ginjalnya?
Ia melakukan tindakan nekat tersebut lantaran mengaku tidak memiliki uang untuk kampanye.
Lantas, setelah pencoblosan, bagaimana perolehan suara sang caleg?
Apakah ia berpeluang besar lolos sebagai anggota dewan?
Caleg tersebut diketahui bernama Erfin Dewi Sudanto (47).
Ia maju sebagai caleg DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN) nomor urut 9 untuk dapil Bondowoso 1, Jawa Timur.
Sontak nama Erfin langsung viral dan ramai dibicarakan netizen setelah ia mengaku rela menjual ginjalnya untuk kampanye.
Sebagian publik ada yang kasihan, sebagian lainnya ada yang menyayangkan karena sampai menjual ginjal hanya untuk kampanye.
Erfin Dewi Sudanto mengungkapkan alasannya rela kehilangan salah satu ginjalnya untuk biaya kampanye nyaleg Pemilu 2024.
Erfin menyadari, untuk maju sebagai caleg tidak cukup hanya bermodal kebaikan saja.
Ia pun memerlukan modal uang yang cukup besar untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
"Kebutuhan sangat besar sekali," ucap Erfin saat dikonfirmasi TribunJatim-Timur.com, Selasa (16/1/2024).
"Terutama yang banyak seperti bansos dan kegiatan yang melibatkan masyarakat," imbuhnya.
Pria kelahiran 23 Juni 1976 ini mengaku, setelah terjun ke lapangan, banyak usulan dan harapan dari masyarakat.
Baca juga: Padahal Penghitungan Suara Masih Berlangsung, Pria Malah Asyik Lihat Cewek di MiChat, Kerja Lembur
Namun tak dipungkiri, ada sejumlah warga yang juga menanyakan soal uang.
"Ada yang tanya tentang uang berapa yang mau dibuat ganti kalau pencoblosan untuk datang ke TPS," ujar dia.
Erfin menyadari bahwa modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.
"Perlu modal uang yang besar. Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp2 miliar untuk caleg DPRD," ungkap dia.
Di satu sisi, kondisi ekonominya tidak sedang baik-baik saja.
"Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya," terang dia.
Dikatakannya, saat menggalang massa dengan mendatangi rumah warga, kebanyakan mereka bertanya besaran uang yang akan diberikan kepada para pemilih.
"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya sowan ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)?" terang dia.
Kendati demikian, Erfin belum bisa menafsirkan besaran biaya kampanye yang ia perlukan untuk memenangkan suara di Dapil I Bondowoso.
"Kalau kebutuhannya dana kampanye, berat mau mengungkapkan. Nanti disangka mau mempermainkan dan cari-cari kesempatan," ungkapnya.
Karena saat ini kondisi ekonominya tengah terpuruk, Erfin pun berniat untuk menjual ginjalnya demi modal nyaleg.
"Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya," tegas dia.
Keseriusannya ini ditunjukkannya dengan membuat surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani bahwa dirinya siap menjual ginjal.
"Surat pernyataan jual ginjal ini saya buat nantinya untuk biaya operasional dan biaya logistik untuk pemenangan calon legislatif," terang Erfin, Selasa (16/1/2024).
Baca juga: Pantas Komeng Tak Mau Kampanye Meski Maju di Pemilu 2024, Daus Mini sampai Kena Omel: Berisik Lu
Ia bahkan sudah mempromosikan jika dirinya siap untuk menjual ginjalnya, dan siapa saja yang berminat untuk segera menghubunginya.
Selain untuk biaya pemenangan kampanye, Erfin mengaku menjual ginjalnya sebagai bentuk dirinya rela mengabdi dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Intinya ini untuk mengabdi kepada masyarakat. Ginjal pun saya jual untuk membuktikan bahwa jiwa dan raga demi masyarakat Bondowoso," kata Erfin Dewi Sudanto.
Erfin mengaku, niatnya untuk menjual ginjal demi bisa nyaleg ini bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk masyarakat.
Sebab, menurutnya, menjadi anggota dewan adalah jabatan publik.
"Supaya saya lebih amanah lagi (saat terpilih jadi caleg) dengan sisa umur hidup saya. Ini bukan untuk kepentingan pribadi."
"Karena selain untuk membesarkan nama partai, ini juga bentuk keseriusan saya, agar ke masyarakat tidak mengkhianati nanti," ucap dia.
Tampak kini Erfin sudah sibuk memasang baliho di beberapa tempat untuk mempromosikan ia maju menjadi caleg.
Banner dan baliho tersebut dibuatnya dari sisa tabungan yang dimilikinya.
Dirinya berharap kemenangan agar nantinya bisa merealisasikan janji-janji politiknya.
Bahkan anak dan istri Erfin juga sudah menyetujui untuk menjual ginjalnya.
Ia mengaku, istri dan anaknya telah memberinya restu.
Erfin mengaku tidak tenang jika tidak bisa berbuat untuk masyarakat, warga miskin, lansia, hingga dhuafa.
Hal itulah yang menggerakkan dirinya menjual ginjal walaupun merasa sangat berat.
Erfin mengaku sempat ada warga yang menghubungi dirinya melalui WhatsApp terkait hal itu.
"Tanya, apakah sudah diangkat ginjalnya, mau dikasihkan berapa?" terang ayah dua anak ini.
Setelah itu Erfin menghubungi orang tersebut untuk mendatangi dirinya.
"Ini tidak ada pabriknya, coba kalau ada yang mau hadir ke rumah saya, saya share lokasi," ucap dia.
Namun setelah itu, dia tak mendapatkan respons dari warga tersebut.
Erfin menilai, warga yang menghubungi tersebut hanya iseng untuk menguji keseriusannya menjual ginjal.
Jika nanti ia terpilih menjadi anggota DPRD Bondowoso, Erfin berujar akan menggunakan 50 persen gajinya untuk kegiatan kemasyarakatan.
"50 persen gaji pokok, jika jadi caleg nanti untuk masyarakat, biar tidak anggap umbar janji," tambahnya.
Dia beranggapan bahwa ginjal merupakan bagian raga manusia yang tidak abadi, sehingga ia tidak masalah jika kehilangan organnya tersebut.
"Yang terpenting jiwa kita, hati nurani kita dan ruh kita yang akan dikenang oleh masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Telanjur Jual 2 Mobil Buat Modal, Artis Nyaleg Masih Dapat 7 Suara, Pasrah Jika Hasilnya Gagal
Namun sayang, kini perolehan suara Erfin sangatlah sedikit berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Senin, 19 Februari 2024, pukul 09.00 WIB.
Data masuk pada waktu tersebut sebesar 249 dari 475 TPS atau 52.42 persen.
Erfin baru mendapat 40 suara.
Sangat jauh dari rekannya, sesama caleg PAN, Malik Atamimi, yang sudah mendapat 1.237 suara.
Dengan jumlah sekecil itu, besar kemungkinan Erfin gagal memperoleh kursi DPRD Bondowoso.
Nasibnya kini tak diketahui, akun Instagram yang mengatasnamakan dirinya juga tidak update sejak empat tahun lalu.