Pemilu 2024

KPU Kota Malang Catat 6 Petugas Meninggal dan 8 Orang Sakit di Pemilu 2024

Penulis: Benni Indo
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua KPU Kota Malang, Aminah Asminingtyas

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Komisi Pemilihan Umum Kota Malang mencatat ada enam petugas yang meninggal dunia.

Dua orang meninggal sebelum pelaksanaan pencoblosan, sisanya meninggal dunia setelah dilakukan pencoblosan dan penghitungan surat suara di tingkat TPS.

Ketua KPU Kota Malang, Aminah Asminingtyas menjelaskan selain ada yang meninggal, juga tercatat sejumlah petugas sakit. Sebagian besar sudah sembuh dari sakit yang dialami.

Data dari KPU Kota Malang menyebut, ada enam petugas meninggal dunia dan delapan sakit hingga 20 Februari 2024.

Aminah menjelaskan, jumlah petugas yang meninggal pada Pemilu 2024 lebih tinggi dibanding Pemilu 2019. Pada Pemilu 2019, ada dua petugas Pemilu yang meninggal dunia. Tentu saja peristiwa seperti ini tidak diharapkan semua pihak.

Baca juga: KPU Kota Malang Catat Enam Petugas Meninggal Dunia di Masa Pemilu 2024, Sejumlah Petugas Sakit

Sedari awal, KPU Kota Malang telah melaksanakan pemeriksaan yang cukup ketat terhadap kondisi kesehatan sejumlah petugas. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan oleh tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kota Malang.

Secara teknis, petugas yang lolos kesehatan bisa menjadi petugas di tingkat kelurahan hingga kecamatan. Mereka rerata bekerja mulai pukul 8.00 hingga 23.00 wib. Itu pun dengan catatan kerja lancar. 

"Dipotong waktu Ishoma juga. Mereka menyusun sendiri jam kerja," terang Aminah, Rabu (21/2/2024).

Dipaparkan Aminah, berdasarkan UU yang berlaku, proses penghitungan suara dilakukan selesai dalam sehari. Kemudian bisa ditambah 12 jam lagi tanpa jeda setelahnya. 

"Teman-teman melakukan itu. Kalau ada yang lancar itu, rata-rata selesai sampai subuh," paparnya.

Baca juga: KPU Kota Malang Catat Enam Petugas Meninggal Dunia di Masa Pemilu 2024, Sejumlah Petugas Sakit

Aminah menjelaskan, masih belum ada laporan medis resmi yang menyebutkan petugas medis meninggal karena bekerja di TPS. Lainnya dilaporkan meninggal dunia karena kecelakaan. Meski belum ada laporan medis resmi, Aminah berduka terhadap sejumlah petugas yang meninggal dunia.

"Yang ada itu, setelah kejadian dan faktor penyebabnya akumulasi. Tidak bisa disimpulkan kecapekan tapi tidak ada yang mengharapkan peristiwa seperti ini terjadi," paparnya.

Aminah berharap masyarakat bisa bijak melihat sejumlah peristiwa yang terjadi. TIdak bisa serta-merta setiap kasus kematian disimpulkan secara umum akibat kelelahan bekerja di TPS.

"Haru bijak juga menyikapi ini, tidak bisa digeneralisasi," paparnya.

Kasus terbaru, seorang petugas keamanan Lingkungan Masyarakat (Linmas), Marjani (67) yang menjaga TPS 23 di Kelurahan Arjosari, Kota Malang, dilaporkan meninggal dunia, Senin (19/2/2024). Ia meninggal dunia sekitar pukul 6 pagi. 

Ia ditemukan tidak sadar diri oleh istrinya, Siti Khoiriah (56) di dekat sepeda motor yang biasa digunakan untuk berangkat kerja. Siti menceritakan, ketika mengetahui suaminya tidak sadarkan diri, ia bersama anggota keluarga yang lain segera memindahkan Marjani ke kamar tidur.

"Kemudian kami panggil dokter dan keluarga yang lain. Ketika dokter ke sini, diperiksa dan diberitahukan kalau suami saya sudah meninggal dunia," ujarnya.

Sebelumnya, Marjani telah menjalani pekerjaan yang cukup melelahkan di TPS 23. Diceritakan Siti, Marjani meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai petugas keamanan di TPS 23 pada tanggal 13 Februari pukul 20.00. Marjani baru pulang ke rumah pada tanggal 15 Februari 2024 pada pukul 8.00 WIB.

Marjani sempat mengeluhkan rasa sakit ketika pulang dari TPS. Saat diperiksa, dokter menerangkan bahwa Marjani sakit lambung. Sempat diobati, Marjani terlihat pulih dan beraktivitas seperti biasa. Malam hari sebelum Marjani meninggal dunia, ia kembali mengeluh sakit. Marjani mengeluh kondisi badan yang kurang sehat. 

Berita Terkini