Berita Madura

Sosok KH Zubair Muntashor Berpulang, Lautan Manusia Iringi Kepergian Cicit Mbah Kholil Bangkalan

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lautan manusia mengiringi kepergian selamanya kyai sepuh nan kharismatik sekaligus pengasuh Ponpes Nurul Cholil, Kelurahan Demangan, KH Zubair Muntashor pada Minggu (28/4/2024) sekitar pukul 15.00 WIB

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – KH Zubair Muntashor, kyai sepuh sekaligus cicit dari ulama besar Syaikhona Cholil telah berpulang ke rahmatullah di usia 73 tahun, Minggu (28/4/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Lautan manusia mengiringi kepergian selamanya pengasuh Ponpes Nurul Cholil, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu.

Duka mendalam masyarakat Bangkalan, para santri, serta alumni pesantren tergambar jelas ketika jenazah Kyai Zubair dipindahkan dari kediaman menuju Masjid Agung untuk dishalatkan pada pukul 15.00 WIB.

Jalan KH Moh Cholil Gang III Kelurahan Demangan yang menjadi lokasi rumah duka ditutup untuk sementara. 

Ribuan masyarakat memadati jalur iring-iringan jenazah  . 

Pekikan kalimat tauhid, 'Laa Ilaaha Illallah' menggema menyusuri sepanjang jalur protokol Kota Bangkalan.

Jarak antara rumah duka dan Masjid Agung tidak lebih dari 400 meter.  

Massa tampak berusaha sekedar ingin mendekat, memegang, hingga memanggul keranda sebagai penghormatan terakhir kepada Kyai Zubair.

Sosok kyai sepuh nan kharismatik yang dikenal sebagai pribadi penuh kasih sayang dan perhatian kepada keluarga, santri, termasuk alumni pesantren.

“Beliau tokoh yang sangat menjunjung etika. Beliau menjaga benar kedisiplinan tentang hubungan kekerabatan keluarga, terutama masalah sikap dan akhlak. Hubungan keluarga antara adik, kakak, sepupu, hingga ponakan, beliau sangat menjaga sekali. Dan itu pelajaran yang sangat berharga sekali bagi saya,” ungkap keponakan almaghfurlah Kyai Zubair, KH Imam Buchori Cholil (Kyai Imam) kepada Tribun Madura.    

Baca juga: Reaksi Cicit Syakhona Kholil Bangkalan Soal Gus Ipul vs Cak Imin : Kasihan Masyarakat

Untuk diketahui, Kyai Zubair adalah cicit dari Syaikhona Cholil, putra dari pasangan KH Muntashor selaku pendiri PP Nurul Cholil dan Nyai Nazhifah binti KH Imron bin KH Muhammad Cholil atau yang dikenal Syaikhona Cholil Bangkalan. Kyai Zubair meninggalkan 11 orang anak.  

“Perilaku pengayom keluarga dan menjaga kekompakan hubungan kekerabatan antar keluarga itu yang sangat saya rasakan. Sehingga dengan kepergian beliau, kami termasuk saya yang masih muda ini merasakan sangat kehilangan. Tentu ini menjadi tugas kami yang muda-muda untuk tetap menjaga yang selama ini beliau tanamkan kepada kami selaku keluarga Bani Cholil,” pungkas Kyai Imam. 

Hal senada diungkapkan KH Nasih Aschal (Ra Nasih), keponakan Kyai Zubair sekaligus pengasuh Ponpes Syaikhona Cholil, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan. Bagi Ra Nasih, Kyai Zubair bukan sekedar paman tetapi merupakan sosok pengganti orang tua.  

“Karena beliau yang mengangkat hidup saya, beliau lah yang ikut mengarahkan jalan hidup saya sampai pada titik sekarang ini,” ungkap Ra Nasih.

Selain sosok pengayom keluarga, almaghfurlah Kyai Zubair juga dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang dan selalu mengajarkan teladan untuk selalu ikhlas memperbaiki masyarakat melalui semangat dakwah.  

Bukan hanya sekali atau dua kali Ra Nasih mendapatkan perintah dari Kyai Zubair untuk menghadiri sekaligus mengisi forum-forum pengajian.

Ra Nasih merupakan salah seorang keponakan yang selalu mendapatkan nasehat agar tetap istiqomah dalam mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada santri dan alumni.

“Kami berbela sungkawa, saya sangat berduka sekali dengan kepergian beliau. Paling mengesankan bagi saya adalah beliau memiliki kepekaan yang sangat kuat tentang bagaimana kehidupan masyarakat, terutama para santri,” tutur Ra Nasih.

Ia meyakini bahwa kelak akan muncul sosok-sosok pengganti yang meneladani apa yang telah diajarkan Kyai Zubair .

Baik melalui garis keturunan maupun dari para santri khususnya dan alumni yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Saya yakin beliau wafat dengan tersenyum, saya yakin beliau ridho terhadap semua yang ditinggalkan. Sehingga dengan keyakinan ini kami menatap masa depan melalui putra-putranya dan santri-santrinya tentang apa yang dapat diteruskan, segala warisan dan peninggalan-peninggal baik beliau,” pungkasnya.  

Usai dishalatkan di Masjid Agung, Kyai Zubair dikebumikan di komplek pesarean keluarga besar Bani Cholil, Desa Martajasah, Kota Bangkalan. Jarak Masjid Agung dengan komplek pesarean berjarak sekitar 3 Kilometer.

Sementara Wahyu, warga Kecamatan Blega saat ditemui di pelataran Masjid Agung Bangkalan mengungkapkan, kepergian selamanya Kyai Zubair meninggalkan duka mendalam bagi dirinya dan masyarakat Bangkalan.

“Kyai Zubair merupakan kyai sepuh, kyai khos di Bngklaan. Kami masyarakat Bangkalan sangat kehilangan sosok beliau, kami sangat berduka, masyarakat Bangkalan sangat berduka. Beliau telah melahirkan  ribuan santri,” singkat Wahyu.

Kabar Duka itu Tiba

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, duka mendalam menyelimuti langit Kota Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Minggu (28/4/2024) pagi.

Kyai sepuh sekaligus Pengasuh Ponpes Nurul  Cholil, Kelurahan Demangan, KH Zubair Muntashor (Kyai Zubair) telah berpulang ke Rahmatullah sekitar pukul 10.00 WIB.

Cicit dari Syaikhona Cholil itu akan dikebumikan di komplek pesarean keluarga, Desa Martajasah pada pukul 15.00 WIB.

“Innalilllahi wa inna ilaihi rojiun, abah ampon wafat (abah telah wafat). Seporah agih sedejenah (mohon dimaafkan untuk semua), sepora agih (mohon dimaafkan), nyo’on sambung du’aeh (mohon sambung doanya),” ungkap KH Hasani bin Zubair dengan suara menahan isak tangis.

Bukan hanya kalangan keluarga dan masyarakat Bangkalan yang merasakan betul atas berpulangnya kyai sepuh, Kyai Zubair.

Namun juga bagi Wakil Direktur (Wadir) Pengamanan Objek Vital (PAM Obvit) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Alith Alarino.  

Bagi polisi asal Surabaya itu, sosok Kyai Zubair dikenal sebagai kyai sepuh yang sangat baik dan kharismatik.

Alith berkesempatan sowan ke kediaman almaghfurlah saat dirinya masih berpangkat AKBP dan baru menjabat sebagai Kapolres Bangkalan pada 26 Juni 2021 silan.

“Selama di Bangkalan, saya udah sekitar 6 kali sowan ke kediaman beliau. Termasuk di awal saya masuk Bangkalan menyempatkan diri sowan, karena beliau adalah satu-satunya kyai sepuh yang masih ada di Bangkalan,” ungkap Alith saat dihubungi Tribun Madura (Grup Tribun Jatim Network) . 

Sekedar diketahui, Kyai Zubair adalah cicit dari Syaikhona Cholil, putra dari pasangan KH Muntashor (pendiri PP Nurul Cholil) dan Nyai Nazhifah binti KH Imron bin KH Muhammad Cholil atau yang dikenal Syaikhona Cholil Bangkalan.

Kesan paling mendalam bagi Alith dari sosok Kyai Zubair adalah ketika dirinya mengantarkan KH Said Aqil Siroj yang kala itu menjabat Ketua Umum PBNU, sowan menemui Kyai Zubair di kediamannya, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan. 

Alith menjelaskan, saat momen KH Said Aqil Siroj berpamit, Kyai Zubair turut mengantarkan hingga di ambang pintu kediaman.

Namun secara tiba-tiba dan tak terduga, Kyai Zubair meminta untuk memegang tongkat komando Kapolres Bangkalan yang ada di tangan Alith.

“Coba saya pegang tongkat komandonya,” kenang Alith menirukan kalimat Kyai Zubair.

Menurut Alith, permintaan Kyai Zubair untuk memegang tongkat komando Kapolres Bangkalan memiliki makna yang mendalam.

Meski hingga saat ini, Alith mengaku tidak pernah tahu apa makna di balik peristiwa itu.

Namun satu bulan kemudian, Alith berpindah tugas sebagai Kapolres Trenggalek.

Tak berselang lama, Alith promosi jabatan sebagai Wadir PAM Obvit Polda Metro Jaya sekaligus dengan kenaikan pangkat melati tiga di pundaknya.

“Menurut saya sangat dalam maknanya, gak tahulah karena beliau sosok tokoh agamis kharismatik. Saya percaya ada petunjuk-petunjuk yang saya tidak tahu, intinya beliau (Kyai Zubair) adalah sosok kyai sepuh yang sangat baik,” tuturnya.

Karena itu, Alith merasa kaget ketika seorang teman di Bangkalan memberikan kabar bahwa Kyai Zubair telah berpulang ke Rahmatullah.

Alith yang dalam kesehariannya jarang mengunggah status WhatsApp (WA), menyempatkan diri berbela sungkawa melalui postingan status WA atas berpulangnya Kyai Zubair.

Berita Terkini