TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - kisah perjuangan Mbah Supiyah (60), calon jemaah haji (CJH) asal Jl Sombo, Kota Surabaya ini.
Tukang pijat keliling di Kota Pahlawan ini bisa mewujudkan impian besarnya naik haji. Impian yang diidam-idamkan sejak usia SD.
Berkat perjuangan tak kenal lelah mengitari Surabaya, Mbah Supiyah biasa menawarkan jasa pijat kesehatan.
Kemahiran memijat Mbah Supiyah bahkan sudah terkenal hingga belakangan banyak pelanggan.
Saat usia sudah tidak muda lagi, pelanggan yang datang ke rumahnya untuk dipijat.
Jemaah haji kloter 15 asal Kota Surabaya itu sehari-hari memang menjadi tukang pijat keliling di Surabaya.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merilis bahwa perempuan tukang pijat ini sudah bekerja sebagai tukang pijat keliling, sejak usia 17 tahun.
Bahkan di usianya yang sudah lanjut masih menjalankan profesinya tersebut.
Skill memijat yang Dia miliki tak hanya menghilangkan pegal dan sakit linu pasien. Kadang usia bayi kerap dipijat ke Mbah Supiyah.
Dia mampu memijat kurang lebih dua jam untuk sekali pijat.
Dari hasil kerja kerasnya memijat dari rumah ke rumah, dia mendapatkan upah.
Biasanya pelanggan dan masyarakat yang menggunakan jasa pijatnya membayar Rp 30.000 sampai Rp 70.000.
"Tidak mesti, kadang ramai kadang sepi. Tapi ada saja warga yang mau dipijat," ucap Mbah Supiyah.
Keterampilan memijat Mbah Supiyah diakui dimiliki sejak usia SD.
Supiyah pun terus meningkatkan skill pijatnya dan makin banyak pelanggannya.