Enam pelaku lain yang berperan membawa sajam ialah S (16) dan DO (16) warga Kuwawur Sukolilo, serta IS (15), NB (15), KW (18), dan RS (17) warga Desa Wegil, Kecamatan Sukolilo.
Alfan mengatakan, seminggu sebelum kejadian, kelompok korban yang bernama Geng ABCD menantang duel kelompok pelaku yang bernama Geng Kampung Hening melalui Instagram.
Namun tantangan tersebut ditolak.
Pada Jumat (7/6/2024), gantian Kelompok Kampung Hening yang menantang Kelompok ABCD.
Kedua kelompok bersepakat akan melakukan perkelahian di lokasi perbatasan antara Desa Wegil dan Desa Prawoto.
"Kelompok Kampung Hening sebanyak lebih dari 10 orang berangkat ke TKP dengan mengendari motor dan beberapa membawa sajam. Pukul 00.15 mereka tiba di lokasi dan sudah ditunggu oleh kelompok ABCD. Sehingga terjadilah perkelahian," kata Alfan, Minggu (9/6/2024), melansir Tribun Jateng.
Dari Kelompok Kampung Hening, RS (15) maju dengan membawa sajam dan dari Kelompok ABCD, berinisial IS (15) maju, lalu keduanya berkelahi.
Saat itulah IS menyabetkan celurit ke RS dan mengenai jari RS.
RS lalu menggertak IS hingga IS mundur.
Selanjutnya, giliran korban Galih (21) maju berhadapan dengan RS (15).
Galih menyabet RS dan pada saat bersamaan RS juga menyabet Galih dan mengenai punggung korban.
Korban pun melarikan diri bersama kelompoknya dan dikejar oleh Kelompok Kampung Hening.
"Kemudian korban terjatuh. Melihat hal tersebut, Kelompok Kampung Hening lalu mundur ke arah motor dan pergi dari lokasi tersebut.
Selanjutnya teman-teman korban membawa korban ke Puskesmas Sukolilo. Namun nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia," kata dia.
Baca juga: Nasib Bonge Dulu Terkenal Sering Diundang Artis, Kini Meredup, Melas Ditangkap Polisi Diduga Tawuran
Alfan mengatakan, hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan bahwa penyebab kematian korban ialah luka tusuk.
Baca tanpa iklan