Suara penolakan dokter asing salah satunya paling lantang datang dari FK Unair.
Fakultas ini menolak dokter asing karena menilai 92 fakultas kedokteran di dalam negeri masih mampu meluluskan dokter-dokter berkualitas.
Lalu siapa sebenarnya Budi Santoso yang memotori gerakan penolakan dokter asing?
Baca juga: Baru 5 Hari Menjabat, Nama Kepala Kejari Lamongan Dicatut Penipu, Korban Dokter Tertipu Rp20 Juta
Berikut profilnya sebagaimana dikutip dari laman Unair.ac.id.
Budi Santoso dikenal sebagai dokter spesialis ahli dalam bidang ginekologi dan onkologi.
Pria kelahiran Banyuwangi yang akrab disapa Prof Bus ini juga merupakan seorang staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Soetomo.
Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Budi Santoso menulis 9 judul buku yang berbeda, salah satunya adalah Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis yang ter-publish pada 2020.
Sementara, bukunya yang paling laris dan terbit hingga Volume 2 berjudul Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita.
Selain itu, Budi Santoso juga dikenal ahli di bidang teknologi reproduksi, khususnya bayi tabung.
Ia telah membantu banyak pasangan yang mengalami kesulitan untuk mewujudkan impian mereka untuk memiliki buah hati.
Salah satunya yang cukup menarik perhatian, saat beliau membantu pasutri yang telah menunggu 5 tahun untuk memiliki momongan dan ahkirnya telah berhasil dikaruniai 3 bayi kembar melalui program bayi tabung.
Selain menjadi dokter yang berpraktek di beberapa rumah sakit dan sebagai di pendidik, beliau juga memiliki klinik yang membantu program kehamilan, yaitu Klinik Elshafi.
Baca juga: Sosok Dokter Sudanto Rela Dibayar Rp 2 Ribu Obati Ratusan Pasien, Dapat Julukan Dokter Seribu Rupiah
Berikut data diri selengkapnya.
Nama dan gelar: Prof Dr Budi Santoso dr SpOG (K) Subsp FER