Jumlah itu pun terus menyusut dari tahun ke tahun, seiring hilang atau berkurangnya fasilitas yang ada di sekolah tersebut.
"Saya yakin semua bapak ibu guru yang baru ditempatkan sini, pasti akan merasa keberatan."
"Tapi karena sudah merasakan bertahun-tahun, akhirnya ya sudah kayak menyatu dengan masyarakat sama anak-anak sini," kata Dian.
Dian berpesan, jika naluri sebagai seorang guru sudah terketuk, ditempatkan dimanapun akan berusaha menjalankan semuanya dengan ikhlas.
"Lambat laun pasti menemukan sesuatu hal yang tertancap di dalam benak pribadi."
"Lalu untuk anak anak, motivasi lebih ditingkatkan, bahwasanya manfaatkan kesempatan untuk sekolah demi memenuhi kebutuhan pendidikan demi meraih cita cita setinggi mungkin," pungkasnya.
Sementara itu, SMPN Satu Atap Gemarang kini hanya mendapatkan empat murid pada PPDB 2024.
Padahal jumlah pagu yang disediakan sebanyak 32 pendaftar.
Rinciannya, empat murid tersebut antara lain dua pendaftar dari jalur zonasi, dan dua pendaftar merupakan jalur afirmasi.
Dengan kata lain, jumlah peserta didik kali ini tak lebih dari 10 orang.
Kepala Sekolah SMP Negeri Satu Atap Gemarang, Bambang Sugiarto mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab minimnya calon siswa mendaftar.
Antara lain, letak geografis sekolah berada di pelosok, serta memakan jarak tempuh yang jauh.
"Sekitar sekolah dekat dengan MTs Miftahul Ulum Batok," kata Bambang, Senin (1/7/2024).
"Sebagian besar pendaftar lebih memilih SMPN 1 Gemarang, SMPN 2 Gemarang, dan MTs, untuk melanjutkan sekolah jenjang berikutnya," imbuhnya.
Pihaknya mengaku mengalami kendala saat PPDB dilakukan secara online.