Berita Tulungagung

Cabai Rawit di Harga Normal, Petani di Tulungagung Kantongi Untung Rp 1.500.000 per Hari

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani cabai di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Zaki Abdul Azis saat memeriksa kondisi cabai keriting miliknya yang siap panen, Rabu (7/8/2024).

Selama 2 bulan panen penuh, Zaki mendapatkan Rp 170 juta.

Untuk memastikan keuntungan dari menanam cabai keriting, Zaki mengaku sudah bisa memprediksi siklusnya.

Harga cabai keriting akan turun saat bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Alasannya di bulan ini hampir tidak ada hajatan yang digelar di tengah masyarakat.

“Karena tidak ada acara di tengah masyarakat, permintaan cabai keriting juga turun. Yang masak-masak kan tidak ada,” tutur Zaki.

Selain itu, harga cabai juga anjlok saat hari pertama sampai ke-4 Lebaran.

Selain karena tidak ada masyarakat yang ke pasar, juga tidak ada pedagang yang mengirim ke Jakarta.

Harga akan kembali naik di bulan Safar dan mencapai puncaknya mendekati Idul Fitri serta Idul Adha.

“Kalau saya biasanya setelah panen langsung dikemas 5 kg, dikirim ke Pasar Ngemplak. Jadi tidak ikut harga di gudang (pengepul),” pungkas Zaki.

Berita Terkini