"Jangan berlarut-larut, jangan terlena.
Ambil bekal secukupnya, kembangkan di Indonesia agar Anda menikmati kebersamaan dengan suami, dengan istri," pesan Buya Yahya.
Baca juga: TKW Pemula di Taiwan Tiba-tiba Hamil, Respons Majikan Ternyata di Luar Dugaan, Cici: Selamat Mencoba
Terkait masalah yang tengah dihadapi oleh TKW ini, Buya Yahya meminta agar tidak mengedepankan ego.
Berdamai dengan keadaan jauh lebih baik, bisa jadi apa yang telah terjadi merupakan suatu kesalahpahaman.
Namun jika memang sudah tidak bisa lagi berdamai dengan baik, maka tidak masalah jika harus berpisah.
Kendati demikian, perpisahan juga harus dilakukan dengan cara yang baik-baik bukan dengan dendam.
"Semarah apapun damai lah, selesaikan, artinya tidak boleh semacam itu.
Karena suami Anda punya kebutuhan dan Anda punya kebutuhan sebetulnya," kata Buya Yahya.
"Kalau ternyata bisa damai yaudah damai kan, barangkali hanya salah paham saja."
"Kalau memang tidak bisa dipertemukan, tidak bisa dilanjutkan pernikahan tersebut karena suatu hal.
Tentunya setelah diskusi bukan emosi sesaat, kalau harus berpisah maka berpisahlah dengan baik-baik, bukan dengan permusuhan dan dendam," tegas Buya Yahya.
Apa yang dijelaskan oleh Buya Yahya bukan tanpa alasan, seorang perempuan yang menggantungkan pernikahannya tentu akan sulit melangkah.
Hal ini nantinya akan berjung pada ketidakbaikan dalam hidup perempuan itu sendiri.
"Jangan dibiarkan begini, kalau dibiarkan begini Anda akan melangkah ke mana.
Anda wanita normal punya kebutuhan," imbuh Buya Yahya.
"Segera selesaikan biar semuanya mengambil langkah.
Setelah itu kalau harus damai, damai, kalau tidak biar semuanya mengambil jalan masing-masing tanpa harus ada permusuhan," tambah Buya Yahya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com