Di dalamnya terdapat 25 ekor tukik atau anak penyu yang baru menetas.
Seperti tahun sebelumnya, Grebeg Tumpeng diikuti dengan pelepasan hewan yang dilindungi ini.
Masih menurut Rudi, pantai-pantai di desanya menjadi tempat penyu mendarat untuk bertelur.
Namun telur-telur ini terancam karena dimakan oleh biawak yang menjadi predator alami.
Karena itu, Pokdarwis bersama aktivis perlindungan penyu menyelamatkan telur-telur yang tersisa.
“25 ekor penyu ini yang bisa kita selamatkan. Sebagian besar telur di sarang yang sama sudah habis dimakan biawak,” ungkapnya.
Saat ini masih ada 33 butir telur penyu yang masih proses inkubasi.
Telur-telur ini dibuatkan tempat penetasan yang aman dari jangkauan predator.
Setelah menetas, seluruh tukik akan langsung dibawa ke Pantai Sanggar untuk dilepas ke lautan.
“Pelepasan tukik menjadi kegiatan kami dalam pelestarian hewan yang dilindungi negara, sekaligus salah satu daya tarik wisata,” pungkas Rudi.
Baca tanpa iklan