Di antaranya adanya laporan proyek kewirausahaan.
Dalam laporan ini, Intan harus menjelaskan apa saja bisnis yang dirintis, profit, dan hal lain yang terperinci.
Intan mengatakan ini merupakan suatu kebanggaan dan merasa sangat terbantu dengan adanya program tugas akhir non-skripsi.
“Saya benar-benar excited setiap mengikuti prosesnya. Saya dapat menyelesaikan laporan dengan cepat. Selain itu, saat seminar lebih percaya diri karena saya mempresentasikan usaha sendiri,” ujar Intan.
Baca juga: Sosok dan Sisi Gelap Prathita Amanda, Dokter yang Diduga Bully Mahasiswi PPDS, Isi Chat WA Terungkap
Sebelumnya, sosok mahasiswi Unnes bernama Dini Nur Kholisah menjadi viral karena pekerjaannya.
Selama ini ia membuka jasa antar jemput dan titip.
Dari pekerjaan itu, Dini bisa meraup omset puluhan juta rupiah.
Jasanya pun memiliki sejumlah kelebihan dibanding layanan aplikasi online.
Selain harga yang lebih murah, jasa yang ditawarkan pun juga dinilai lebih lengkap dan beragam.
Sehingga, banyak pelanggan yang memanfaatkan jasa anjem dan jastip untuk kebutuhan sehari-hari.
Biasanya, jasa ini kerap ditemui di kampus-kampus Kota Semarang.
Salah satunya, kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Salah satu jasa anjem dan jastiper, Dini Nur Kholisah, memiliki banyak kejadian unik selama menyediakan jasa anjem dan jastip.
Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kedokteran (FK) Unnes itu mengaku, kerap kali mendapat pesanan untuk memintakan tanda tangan ke dosen.
Untuk tarifnya, Dini tidak mematok harga yang pasti. Melainkan berdasarkan dengan kesulitan maupun lama waktu saat menemui dosen.