Agus Bingung Omzet Kantin Sekolahnya Kini Menurun 50 Persen Imbas MBG, Cuma Dapat Rp400 Ribu Sehari

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imbas MBG, pemilik kantin di depan SDN Kedung Badak 1 Kota Bogor, Agus Sunandar (36) curhat omzet pendapatannya turun

Kantin nantinya direncanakan untuk naik kelas menjadi UMKM yang dilibatkan di program makan bergizi gratis ini.

"Tetapi kami yakini nanti kantin bisa dilibatkan dalam kegiatan pelaksanaan MBG. Mungkin penyediaan sumber makanannya."

"Jadi kantin bisa beralih nanti menjadi UMKM yang ikut menyediakan sayurnya, telurnya, dagingnya, ayamnya dan lain-lain," kata Eddy Soeparno kepada TribunnewsBogor.com saat meninjau MBG di SDN Kedung Badak 1.

Meski begitu, sambung Eddy, saat ini masih banyak pelajar yang tetap jajan ke kantin.

Namun jumlah jajanannya tidak terlalu banyak.

"Memang itu tidak bisa dipungkiri ada penurunan omzet. Karena anak-anaknya juga sudah mendapat makan."

"Tapi, banyak juga anak-anak mengatakan masih jajan. Mungkin jumlahnya tidak sebesar yang dilakukan sebelum adanya MBG ini," tandasnya.

Baca juga: Senyum Alvin Akhirnya Bisa Cicip Daging Berkat Makan Siang Gratis, Sehari-hari Biasa Kelaparan

Kecemasan ini turut dirasakan Jumiyem, wanita berusia 43 tahun yang jualan di SDN Jurangombo 4 Kota Magelang.

Magelang menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program MBG secara serentak pada Senin (6/1/2025).

Diketahui, terdapat 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang dengan total 3.000 siswa sasaran MBG.

Terdiri atas 5 TK dan sederajat, 8 SD, 1 MTs, dan 1 SMK.

SDN Jurangombo 4 di Kota Magelang satu di antaranya.

Namun Jumiyem merasa khawatir program makan siang gratis berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.

Apalagi makanan-makanan tersebut bisa dikonsumsi saat waktu istirahat sekitar jam 09.00 WIB.

"Pas posisi jam istirahat, (anak-anak) biasanya jajan, (setelah dapat MBG) mungkin enggak. Datangnya mbok jangan pas jam istirahat," ucap Jumiyem.

Halaman
1234

Berita Terkini