Meski penuh perjuangan, Supandi tetap tegar menjalani profesinya tersebut.
Bagi Supandi, menjadi guru adalah panggilan hati, bukan semata-mata pekerjaan.
Diketahui Supandi sudah mengajar sejak tahun 2011 silam.
Ini artinya ia sudah mengabdikan dirinya sebagai guru selama 14 tahun.
Baca juga: JATIM TERPOPULER: Kondisi Guru Motornya Dibakar Siswa - Suasana Sidang Sengketa Pilgub Jatim 2024
Meski begitu, ternyata hingga kini ia masih berstatus sebagai guru honorer.
Bahkan gaji yang diterima Supandi cukup miris.
Ia mengaku menerima gaji tak sampai Rp 200 ribu per bulannya.
"Rata-rata per bulan dapat Rp192 ribu. Kalau honorer kan setidaknya, saya bukan cari final seperti itu kan, cuma untuk menyumbangkan yang saya bisa," ungkapnya.
Terkait pendapatannya sebagai guru honorer tersebut, Supandi tak punya banyak pilihan, selain bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.
"Itu rezeki dari Allah. Saya selalu memberikan prinsip kepada anak, kalau punya ilmu dikembangkan. Jangan dulu mencari finansial, tapi pengalaman. Rezeki itu ada dari mana saja. Contoh saya dari 2011 sampai sekarang, kalau yang mengaturnya Tuhan, ada saja. Kadang berkebun di sawah, peninggalan orang tua (jika libur)," paparnya.
Supandi sendiri tidak menutup diri jika ada bantuan yang dapat mempermudah dirinya dalam perjalanan ke sekolah, supaya tidak terlalu lama karena berjalan kaki.
Dikutip dari TirbunBogor, diketahui, Supandi guru honorer ini hanyalah lulusan STM di tahun 1993.
Lantaran cuma lulusan sekolah menengah, karena itulah Supandi tidak bisa mendaftar menjadi guru PPPK atau PPG.
Kendati demikian, Supandi punya kemampuan yang mumpuni dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah.
Kini, kisah pilu Supandi atau Pak Empan guru honorer di Sukabumi yang digaji kurang dari Rp 200 ribu per bulan hingga harus jalan kaki 11 kilometer itu viral dan menyita perhatian publik.