Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penyelundupan barang ekspor-impor di Indonesia ternyata terjadi melalui banyak cara.
Pemerintah mengidentifikasi ada sekitar 351 jalur tikus sebagai tempat pendaratan barang-barang ekspor dan impor secara ilegal.
“Ada 351 jalur tikus yang teridentifikasi sebagai landing port dari kemungkinan penyelundupan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat berkunjung ke Terminal Peti Kemas, Rabu (5/2/2025) kemarin.
Bendahara negara itu menjelaskan bahwa modus pelaku mengakali pajak kepabeanan sangat beragam dan canggih.
Dari sisi impor, misalnya, para pelaku sering melakukan under invoicing atau menyatakan nilai barang lebih rendah dari harga sebenarnya.
Baca juga: Bea Cukai Amankan Barang Selundupan Senilai Rp480 Miliar, 18 Perusahaan Ikut Terlibat
Bahkan ada sama sekali tidak melaporkan pergeseran harmonized system (HS). Padahal itu kode klasifikasi barang internasional yang digunakan untuk menentukan tarif pajak.
"Sebagaimana informasi aktivitas kepabeanan, terdapat 8.661 tarif yang terkait dengan kewajiban kepabeanan," ujarnya. Dengan memanipulasi kode HS, mereka bisa menghindari pajak yang seharusnya dibayarkan.
Selain itu, barang-barang ilegal bisa masuk melalui berbagai jalur.
Baca juga: Modus Penyelundupan Narkoba di Lapas Blitar, Masakan Kering Tempe Dicampur Serbuk Pil Dobel L
Seperti menggunakan kapal kayu kecil seolah-olah hanya berlayar antar pulau namun sebenarnya melakukan kegiatan ekspor.
Ada juga barang gelap dimuat di kapal cepat yang mampu melaju hingga 70 knot.
Modus lama seperti ship-to-ship atau pemindahan barang antar kapal di laut dan penyelundupan melalui kontainer juga masih sering terjadi.
Baca juga: Video WNA China Selipkan Uang Rp 500.000 Demi Jalur Hijau Bea Cukai Viral, Pembuat Konten Diburu
Sri Mulyani menyebut, ada juga modus karoseling, yang mana barang seolah-olah diekspor, tetapi kemudian diselundupkan kembali ke Indonesia.
"Wilayah Jawa Timur selama tahun 2024 ada 4.215 penindakan. Nilai barang yang dipegang mencapai Rp 785 miliar dan potensi kerugian negaranya yang bisa diselamatkan Rp293 miliar. Ini konsentrasi ada garmen, tekstil, besi baja, rokok, miras dan narkotika," terangnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyampaikan bahwa ratusan jalur tikus itu teridentifikasi pada program 100 hari kerja era Presiden Prabowo. Modus-modus sudah terpetakan.
Baca juga: Aksi Penyelundupan Ponsel dalam Roti Dipergokli Petugas Lapas Banyuwangi, Sanksi Berat bagi si Napi
Yang sering terjadi yaitu Sumatera bagian timur. Sebab, secara geografis wilayahnya luas.
“Di sini lah yang paling banyak yang disebut jalur tikus tadi. Dari hasil pemetaan, jumlahnya 300 lebih. Upaya kita untuk memaksimalkan deteksi dan pengawasan itu menggunakan teknologi secara terpadu. Teknologi yang dimiliki Kementerian Keuangan yang ada di Bea Cukai, KKP, TNI AL, Polairud,” katanya.
Baca juga: Penyelundupan Anjing di Banyuwangi, Sampel Hewan yang Mati Dikirim ke Laboratorium Yogyakarta