Terkait keresahan pelamar, Aba menuturkan, waktu kosong selama delapan bulan terhitung dari Maret hingga Oktober 2025 bisa dimanfaatkan oleh Pembina Kepegawaian untuk mengajak pelamar belajar berinteraksi dan berkoordinasi.
Tujuannya, supaya pelamar yang belum pernah bekerja di pemerintahan bisa menyiapkan diri ketika masuk birokrasi.
Baca juga: Jabatan yang Bisa Dilamar di Seleksi CPNS 2025 hingga Usia 40 Tahun, Apa Saja?
“Khususnya nanti Pak Waka (Wakil Kepala BKN Haryomo) juga berencana akan koordinasi dengan biro-biro kepegawaian, biro-biro SDM supaya nanti waktu luang ini bisa dimanfaatkan,” ujar Aba.
“Bisa dimanfaatkan juga untuk pembinaan, untuk juga meningkatkan pengetahuan (pelamar),” tambahnya.
Senada dengan Aba, Haryomo juga berpendapat bahwa waktu kosong sejak Maret hingga Oktober 2025 bisa dimanfaatkan oleh pelamar untuk memahami tugas atau kewajibannya di birokrasi.
Ia juga meminta pelamar untuk segera move on dari pekerjaan di bidang swasta atau tempat kerja lamanya supaya bisa mempelajari dunia birokrasi.
“Nah, mereka yang melamar CPNS itu, kita pengen-nya itu langsung move on. Yang biasanya dulu di dunia wasta, itu mungkin agak berbeda (di birokrasi),” ujar Haryomo.
“Maka, sambil menunggu 1 Oktober itu diberikan pembekalan. Pembekalan itu apa? Birokrasi kemudian kita kita melamar suatu jabatan, apa yang harus saya kerjakan? Jadi, tidak ada waktu yang membutuhkan waktu lama belajar dulu,” tambahnya.
Haryomo menilai, penyesuaian diperlukan oleh pelamar CPNS karena formasi PPPK hanya diperuntukan bagi eks tenaga honorer kategori II atau THK-II sesuai database THK-II di BKN, non-ASN terdata di database BKN, dan non-ASN yang aktif bekerja pada instansi pemerintah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com