"Zaman (Bupati Bogor) Bu Ade Yasin," timpal Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara dan juga Wawan Hikal Kurdi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bersih-bersih Kolong Jembatan Sungai, Tak Sangka Nasib Jadi Gubernur Sulit: Nyontohin
Kemudian Demul yang gusar melihat pengerusakan alam itupun memanggil Penegak Hukum Kementerian Lingkungan Hidup.
KDM meminta kepada Ditjen Gakkuk LH, Rasio Ridlo Sani agar izin tempat tersebut dicabut.
"Pak Ini sudah berizin dikeluarkan oleh bupati, dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?" tanya Demul.
Sementara itu, Rasio Ridlo Sani mengatakan pihaknya akan mendalami terlebih dahulu.
"Kita ada pendalaman pak, kita akan proses yang sesuai atau tidak, tata ruangnya boleh atau tidak," kata Rasio.
Baca juga: Alasan Wali Kota Bekasi dan Istri Bermalam di Hotel saat Banjir, Ditegur Dedi Mulyadi, Beri Sanksi?
Tempat wisata yang didatangi Dedi Mulyadi di kawasan Megamendung rupanya nyaris diresmikan oleh Dedi Mulyadi sendiri sebagai Gubernur Jawa Barat.
Dedi Mulyadi sempat mendapat undangan peresmian itu sebelum dia dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat.
Hal ini terungkap dalam unggahan media sosial Dedi Mulyadi sendiri pada 17 Januari 2025 lalu.
Dalam unggahan video itu, Dedi Mulyadi berbincang dengan Rudy Susmanto dan Jaro Ade yang merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bogor terpilih saat itu mengenai pembangunan di Kabupaten Bogor termasuk Puncak Bogor.
Menjawab undangan peresmian itu, Dedi mengaku siap.
"Oh iya, siap, siap, siap," kata Dedi Mulyadi menjawab permintaan peresmian itu di video lama sebelum dia dilantik itu.
Kemudian Dedi juga membahas penataan infrastruktur untuk mengatasi masalah kemacetan.
Di sana juga disebutkan ada wisata BUMD di Puncak Bogor yang mungkin bisa dikolaborasikan untuk menata Puncak.
"Puncak ribut terus, kita malu dengernya," kata Dedi di video lama tersebut.
Namun diduga tempat wisata BUMD yang didiskusikan tersebut merupakan tempat wisata yang Dedi intruksikan sendiri setelah heboh masalah banjir.